Menakar Peluang Ahmad Sahroni 'Crazy Rich Priok' Pimpin DKI di 2024
Billboard Ahmad Sahroni di kawasan Senayan yang mencolok (Foto Moksa Hutasoit/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan habis pada tahun 2022 ini. Seiring hal itu, Pilkada DKI Jakarta mulai ramai diperbincangkan meski akan digelar pada 2024.

Di sisi lain, partai-partai politik pun sudah banyak 'ditodong' soal nama calon gubernur yang akan diusung dalam kontestasi kepala daerah.

Berbeda dengan kebanyakan partai yang masih merahasiakan calon, Partai NasDem justru sudah memunculkan tiga nama sebagai dijadikan kandidat calon gubernur pengganti Anies Baswedan. Salah satunya, Bendahara Umum DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni.

Dari ketiganya, nama Ahmad Sahroni nampaknya paling unggul. Bahkan, pria kelahiran 8 Agustus 1977 lalu ini dijagokan untuk berduet dengan mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.

Mungkinkah Sahroni menang di Pilgub DKI 2024?

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai nama Sahroni memang relatif dikenal secara nasional. Wakil Ketua Komisi III DPR itu mulai dikenal khalayak setelah ditunjuk Anies Baswedan menjadi Ketua Panitia Formula E.

Belum lagi cerita perjuangannya zaman dulu sebelum akhirnya dikenal sebagai seorang 'Crazy Rich Priok'. Sharoni dulu pernah menjalani peran sebagai tukang semir sepati hingga sopir antar jemput anak sekolah.

Namun, menurut Jamiluddin, elektabilitas Sahroni dari beberapa lembaga survei belum muncul. Artinya, kata dia, keterpilihannya untuk saat ini praktis belum ada sama sekali.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Foto: Oji/Man

"Jadi, kalau Sahroni dimajukan NasDem tampaknya untuk menang dalam kontestasi Pilgub DKI 2024 sangat kecil. Sahroni akan sulit bersaing dengan calon dari partai lain yang popularitas dan elektabilitasnya lebih baik," ujar Jamiluddin kepada VOI, Jumat, 7 Januari.

Meski begitu, lanjut Jamiluddin, peluang lulusan STIE Pelita Bangsa Bekasi ini tetap ada bila NasDem mempersiapkannya dengan terencana sejak saat ini. Melalui strategi yang tepat, kata dia, sosok ini masih mempunyai nilai untuk dijual.

"Apalagi kalau Sahroni nantinya sukses melaksanakan Formula E, namanya tentu akan melejit. Sahroni akan disanjung warga Jakarta setinggi langit," kata Jamiluddin.

Sebaliknya, tambah Jamiluddin, bila event tersebut tidak berhasil maka nama Sahroni dengan sendirinya akan semakin tenggelam. Hal itu akan menutup peluangnya dalam Pilgub DKI Jakarta tahun 2024.

"Harapannya calon gubernur DKI Jakarta mendatang minimal sekaliber Anies Baswedan. Sebab gubernur DKI Jakarta sebaiknya selevel kualitas menteri," jelas Jamiluddin.

"Masalahnya, apakah Sahroni kapasitasnya sudah selevel menteri? Kalau belum, sebaiknya NasDem mengusung yang lain agar peluang memang masih terbuka," tandasnya.

Respons dari Crazy Rich Priok

Ahmad Sahroni sudah memberi tanggapan terkait isu pencalonan dirinya pada Pilgub DKI Jakarta 2024. Menurut crazy rich Priok itu, ia hanya perlu mengikuti arus dari dorongan para kader dan pendukung yang menginginkannya maju dalam perebutan kursi DKI 1 itu.

"Saya sih sebenarnya mengalir saja, dorongan yang muncul ini sebagai aspirasi dari kader, dan tentu hal itu sah-sah saja," ujar Sahroni, Jumat, 7 Januari.

Namun, Wakil Ketua Komisi III DPR itu mengaku, sejauh ini belum ada pembahas resmi di internal NasDem terkait bursa pencalonan gubernur DKI.

"Sejauh ini, dari komunikasi formal yang ada, pembahasan ini belum pernah muncul," ungkap Sahroni.

Bersaing dengan 2 Calon Lain dari NasDem

Sebelumnya, Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI, Bestari Barus, menyebut tiga calon kandidat untuk maju di Pilkada DKI Jakarta. Yakni, Bendahara Umum DPP NasDem Ahmad Sahroni, Ketua Bidang Kesehatan Okky Asokawati, dan Sekretaris Wilayah DPW NasDem DKI Wibi Andrino.

"Kita punya Okky Asokawati, kader perempuan kan. Kemudian juga kita punya Wibi Andrino, anak muda ketua fraksi. Kita punya Sahroni," ujar Bestari Barus di Jakarta, Jumat, 7 Januari.

Dia pun memastikan, NasDem tidak sekedar berwacana mengusulkan nama-nama tersebut. Sebab kata dia, partai besutan Surya Paloh itu ingin lebih cepat dari partai politik lainnya dalam memutuskan dan mengumumkan calon pemimpin ibukota ke depan.

"Biasanya NasDem akan paling cepat. Kalau yang lain baru berwacana, NasDem nantinya saya meyakini akan lebih cepat daripada yang lainnya mendorong nama bakal calon gubernur," kata Bestari.

Dia mengatakan, NasDem akan melakukan seleksi terhadap calon yang memenuhi kriteria-kriteria untuk menjadi seorang calon gubernur. Agar calon yang diusung dapat bekerja lebih baik dalam menjalani tugasnya.

"Dan bisa meneruskan pembangunan di DKI Jakarta yang sudah sedemikian baik dilakukan oleh Anies Baswedan dan gubernur terdahulunya, untuk mencapai kepuasan masyarakat," tandasnya.