JAKARTA - Pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, membuka kembali pendakian seperti sediakala setelah 8 bulan ditutup untuk pemulihan dan pembatasan selama pandemi COVID-19, namun pendaki harus mematuhi protokol kesehatan diterapkan.
"Mulai hari ini, pendakian ke puncak Gunung Gede-Pangrango kembali dibuka normal, namun dengan menerapkan protokol kesehatan ketat yang harus dipatuhi. Pendaki juga diminta membawa surat keterangan sehat sebelum diizinkan mendaki," kata Humas TNGGP Poppy Oktadiani saat dihubungi, dilansir Antara, Selasa, 25 Agustus.
Sedangkan peraturan lainnya yang harus dipatuhi calon pendaki, membawa peralatan yang hanya digunakan untuk sendiri tidak secara berkelompok untuk menghindari penyebaran virus berbahaya termasuk corona.
Pihaknya melarang calon pendaki yang kondisi kesehatannya terganggu seperti flu dan batuk, untuk melanjutkan pendakian dan menyarankan mereka untuk memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan terdekat.
"Kami juga membatasi jumlah pendaki yang biasanya 1.300 orang per hari, saat ini hanya 600 orang per hari, sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 agar tidak terjadi kerumunan pendaki di sejumlah titik peristirahatan hingga puncak gunung," katanya.
BACA JUGA:
Ia menambahkan, dengan dibukanya kembali pendakian ke Gunung Gede-Pangrango diharapkan dapat mengembalikan perekonomian di sektor pariwisata di kawasan Cianjur terutama di lokasi TNGGP dan Kebun Raya Cibodas sebagai tempat memulihkan kondisi psikologis masyarakat khususnya pendaki setelah pembatasan yang diberlakukan.
"Harapan kami semua kembali bangkit seiring dibukanya pendakian yang sempat ditutup selama 8 bulan, akan menghidupkan kembali perekonomian disekitar serta peningkatan pendapatan dari sektor pajak untuk pemerintah," katanya.
Pihaknya mengimbau seiring dibuka kembali pendakian, calon pendaki harus memperhatikan kebersihan jalur hingga puncak gunung dari sampah yang dibawa untuk tidak dibuang sembarangan karena selama 4 hari masa percobaan sampah yang ditinggalkan pendaki terlihat menumpuk di sejumlah titik.
"Kami sudah mengimbau pendaki untuk tidak membuang sampah di TNGGP, saat turun sampah yang dihasilkan selama berada di puncak gunung dari makanan dan minuman untuk dibawa kembali turun, sehingga kelestarian dan kebersihan di taman nasional tetap terjaga," katanya.