Bagikan:

JAKARTA - Presiden Brasil Jair Bolsonaro kembali "menyerang" jurnalis. Setelah sebelumnya ia mengancam akan memukul wajah, kini ia menyebut jurnalis sebagai pengecut dan mengatakan mereka berpeluang tinggi untuk meninggal karena COVID-19 karena tubuhnya tidak atletis. Bolsonaro mengatakan hal tersebut di sebuah acara yang digelar pada Senin 24 Agustus. 

Melansir Reuters, Selasa 25 Agustus, mantan kapten angkatan darat sayap kanan itu telah lama memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan media. Ia sering menyebut surat kabar dan jurnalis tertentu sebagai penyebab kemarahannya. Para pengikutnya juga menyerang jurnalis di rapat umum dan acara publik lainnya.

Pada Minggu 23 Agustus, Bolsonaro mengatakan kepada seorang pewarta "Saya ingin meninju wajah Anda," setelah wartawan tersebut menanyakan tentang ribuan dolar yang ditransfer ke rekening bank istrinya oleh mantan ajudannya. Mantan ajudan tersebut kini menjadi sasaran penyelidikan kasus korupsi. 

Selama acara bertajuk 'Mengalahkan COVID-19' Bolsonaro menggambarkan pengalamannya sendiri melawan COVID-19 pada Juli. Ia memuji penggunaan obat hydroxychloroquine dan karena punya riwaya sebagai atlet, membuat gejala COVID-19 pada dirinya ringan. Bolsonaro sebelumnya sering mengatakan bahwa dia percaya masa lalu atletiknya membuatnya kebal terhadap virus corona yang paling parah.

Sebaliknya, ia seolah mengolok-olok wartawan dengan menyebutnya lemah dan memiliki peluang hidup rendah apabila terkena COVID-19. "Pers berpesta dengannya, tetapi ketika (COVID-19) membuat salah satu dari Anda menjadi lemah, peluang Anda untuk bertahan hidup lebih rendah," kata Bolsonaro kepada jurnalis.

“Anda hanya tahu bagaimana melakukan kejahatan, menggunakan pena untuk kejahatan. Kesempatan Anda untuk bertahan hidup sedikit lebih rendah," tambah Bolsonaro kepada jurnalis. 

Awal bulan ini, media lokal melaporkan bahwa ajudan Bolsonaro, Fabricio Queiroz, menyetorkan uang sebesar 12.900 dolar Amerika Serikat (AS). Uang itu ia kirim dalam bentuk cek ke rekening Michelle Bolsonaro antara 2011 dan 2018.

Queiroz juga menjadi ajudan Senator Flavio Bolsonaro, putra tertua Bolsonaro, saat menjadi legislator negara bagian Rio de Janeiro. Mantan ajudan itu ditangkap dalam penyelidikan atas simpanan bank yang dilakukan saat itu, sejumlah 1,2 juta real Brasil.