JAKARTA - Meski bencana alam erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021 lalu sudah berlalu, tetapi para korban pengungsian masih membutuhkan bantuan untuk kebutuhan mereka sehari-hari, terutama penyembuhan trauma.
Ada lebih dari 9.000 jiwa hingga kini masih bertahan di pengungsian, dan tentu saja mereka masih membawa kesedihan serta trauma yang luar biasa bagi masyarakat di sekitar gunung tersebut, khususnya Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Oleh karena itu, Bumame Farmasi menggandeng Mahasiswa Pecinta Alam (MPA) Aranyacala Trisakti bergerak cepat mempersiapkan bantuan langsung untuk korban-korban bencana Semeru.
Penyaluran bantuan telah diwakilkan oleh tim MPA yang berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan DIMPA (Divisi Mahasiswa Pencinta Alam) Universitas Muhammadiyah Malang, yang juga turut serta membantu dalam memaksimalkan penyaluran cepat bantuan bagi korban-korban Gunung Semeru.
Bantuan sendiri meliputi bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat, seperti baju hangat layak pakai, pakaian anak, pakaian dalam dan makanan, kebutuhan dapur yang masih sangat minim ketersediaannya di posko-posko bencana. Bantuan ini sendiri sudah tiba di lokasi pada 10 Desember lalu.
Tak hanya itu, tim MPA Aranyacala Trisakti juga memberangkatkan relawan-relawan untuk bisa memaksimalkan dan mempercepat pendistribusian bantuan langsung pada para korban hingga ke zona merah bencana yang radiusnya 7 KM dari Gunung Semeru,
“Bantuan yang disalurkan pun merupakan bantuan pokok yang memang saat ini sangat dibutuhkan, salah satunya adalah baju hangat layak pakai yang diserahkan pada tiga posko, yaitu Kecamatan Pronojiwo, Desa Oro-oro Ombo, & Supiturang yang letaknya dekat dengan zona berbahaya.” ungkap Ketua MPA Aranyacala Trisakti, Edho lewat keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 1 Januari.
Selain memberikan kebutuhan pokok, Bumame Farmasi bersama MPA Aranyacala Trisakti juga mengadakan program trauma healing yang dikhususkan bagi anak-anak korban bencana erupsi Gunung Semeru.
“Kami juga fokus pada program Trauma Healing untuk anak-anak korban bencana, karena kami paham betul bahwa anak-anak ini harus dibantu agar tidak mengalami trauma pasca bencana yang berkepanjangan kedepannya," ujar Direksi Utama Bumame Farmasi, James Wihardja.
Yudi selaku anggota BPBD yang bertugas menyatakan memang program Trauma Healing sangat dibutuhkan, terutama bagi anak-anak korban bencana.
BACA JUGA:
Salah satu pemicu trauma yaitu akibat pengalaman yang tidak menyenangkan yang disebabkan ketidaksiapan menghadapi peristiwa tertentu, dalam hal ini adalah bencana erupsi yang datang tanpa adanya peringatan dini.
"Melalui terapi Trauma Healing diharapkan korban bisa benar-benar sembuh dari perasaan takut, perasaan cemas hingga perasaan trauma terhadap bencana yang telah terjadi dan dapat menjalani kehidupannya sebagaimana sebelum bencana terjadi. Pada anak-anak trauma terhadap bencana alam dapat merenggut keceriaan anak," jelas Yudi.
Lainnya, Bumame Farmasi juga menyalurkan 5.000 pcs Rapid Test yang dialokasikan pada Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan di area bencana, untuk memantau dan meminimalisir penularan COVID-19.
Hal ini karena kondisi posko yang menampung korban bencana cukup banyak, berakibat pada kurangnya penerapan social distancing dan protokol kesehatan yang tidak maksimal.