Kakak Presiden AS, Maryanne Trump Barry Menyebut Donald Trump Pakai Joki untuk Masuk Universitas
Ilustrasi (Unsplash/Darren Halstead)

Bagikan:

JAKARTA - Rekaman pembicaraan antara mantan Hakim Federal sekaligus kakak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Maryanne Trump Barry, dengan keponakannya Mary Trump ramai diperbincangkan. Dalam rekaman itu Barry melontarkan banyak kritik pedas seperti menyebut Trump sebagai orang yang kejam dan penuh kepalsuan. Bahkan ia membeberkan adiknya pernah meminta seseorang untuk menggantikannya mengikuti SAT, ujian masuk universitas. 

The Washington Post adalah media yang pertama kali memperoleh rekaman dari Mary Trump, orang yang baru saja merilis buku tentang Presiden Trump. Ia mengaku kepada The Post bahwa dirinya merekam diam-diam percakapan 15 jam tersebut pada 2018 dan 2019.

Mary Trump merupakan salah seorang pengkritik Trump yang paling vokal. Ia mengatakan Trump tak layak menjadi presiden. Sebaliknya, Mary mendukung saingan Trump, Joe Biden.

Dalam rekaman itu, Barry mengkritik Trump dalam urusan mengelola negara. "Kicauannya yang terkutuk dan berbohong, ya Tuhan. Aku berbicara terlalu bebas, tapi kamu tahu. Memutar balikan cerita. Kurangnya persiapan. Kebohongan. Sialan," umpatnya. 

Menurut The Post Barry tak pernah berbicara terbuka tentang perselisihannya dengan Trump. Namun dalam rekaman tersebut tampak menggambarkan adanya keretakan di antara mereka sejak ia meminta bantuan Trump pada 1980-an. Menurutnya Trump sering mengungkit hal tersebut dan mengklaim bantuannya telah membuatnya sukses.

"Itu semua adalah kepalsuan. Ini kepalsuan dan kekejaman. Donald itu kejam," kata Barry.

Kepalsuan

Yang paling mencengangkan dari isi rekaman percakapan antara Barry dan keponakannya pada 1 November 2018 itu yakni soal tuduhan Trump membayar seseorang untuk menjadi joki ujian SAT-nya. Tuduhan itu juga dibeberkan dalam bukunya Mary Trump "Too Much and Never Enough: How My Family Created The World's Most Dangerous Man."

Dalam rekaman audio itu Barry berkata kepada Mary, "Dia pergi ke Fordham selama satu tahun [sebenarnya dua tahun] dan kemudian masuk ke Universitas Pennsylvania karena dia meminta seseorang untuk mengikuti ujian," kata Barry. Sementara Mary menanggapi "Tidak mungkin! Dia menyuruh seseorang mengikuti ujian masuknya?" tanya Mary. 

Barry kemudian menjawab "SAT atau apa pun... Itulah yang saya yakini," katanya. Barry bahkan mengaku mengingat nama si joki tersebut "Orang itu adalah Joe Shapiro," kata Barry. 

Namun menurut catatan Mary Trump, joki yang pergi dengan Trump ke Penn bukan Joe Shapiro. Orang itu belum terungkap sampai sekarang. 

Juru Bicara Mary Trump, Chris Bastardi mengatakan bahwa ia mulai merekam percakapan dengan bibinya pada 2018. Saat itu Mary Trump sedang membahas mengenai masalah harta pembagian warisan yang jumlahnya tak sesuai dengan harapannya.