Bagikan:

MEDAN - Pelatih cabor biliar PON Papua, Khoiruddin Aritonang alias Choki berencana melaporkan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi ke Polda Sumut gara-gara telinganya dijewer di depan umum. Tapi Choki lebih dulu mengirim surat somasi 1x24 agar Gubsu Edy meminta maaf secara terbuka.

Merespons Choki yang dijewernya, Gubsu Edy Rahmayadi balik bertanya. 

"Apanya yang mau dilaporin, laporan itu kan ada syaratnya," kata Gubsu Edy, Kamis, 30 Desember.

Namun, Gubsu Edy tidak mau terlalu banyak berbicara terkait masalahnya dengan Choki. Gubsu Edy Rahmayadi malah berkelakar bila Choki benar-benar melaporkannya ke polisi, maka wartawan akan membelanya.

"Kalianlah yang bela saya," kata Gubsu Edy.

Sebelumnya Khairuddin Aritonang atau Choki saat ditemui bersama kuasa hukumnya menyebut pihaknya mengirimkan somasi kepada Edy Rahmayadi. Melalui somasi itu, Choki berharap Gubsu Edy meminta maaf kepadanya secara terbuka. 

"Kami telah memberikan somasi kepada Edy Rahmayadi, kami kirimkan pukul 13.00 WIB sudah diterima suratnya. Kami berharap dalam somasi itu kami sampaikan kami berharap Edy memohon maaf mengakui kesalahan dan tidak membenarkan perbuatannya," ujar Choki didampingi kuasa hukumnya, Teguh Syuhada, Kamis, 30 Desember. 

Somasi terhadap Gubsu Edy itu berlaku selama 1x24 jam sejak surat tersebut diterima. Menurutnya Gubsu Edy akan dilaporkan dengan pasal 310 KUHPidana tentang penghinaan dan UU HAM Nomor 39 tahun 2009 bila tak merespons surat somasi.

"Kalau kita mengacu somasi, 1x24 jam, artinya besok jam 2 siang akan kita laporkan ke Polda Sumut," jelasnya. 

Selain itu, Choki juga melaporkan tindakan Gubsu Edy Rahmayadi yang menjewer kupingnya ke Kemendagri dan Ketua DPRD Sumatera Utara. 

Selama kasus ini mencuat, Choki mengaku dirinya banyak menerima tawaran untuk mediasi. Selain itu, pelatih cabor biliar PON Papua ini mengaku tidak pernah menerima tekanan apa pun usai kasus ini mencuat ke publik. 

"Banyak yang inginkan ini mediasi, banyak. Tapi nggak gitu juga, mediasi, salaman sudah ya, minta maaf, nggak gitu juga," ungkapnya. 

Selain itu, Choki mengaku telah ditemui oleh Ketua KONI Sumatera Utara. Ketua KONI Sumut berpesan kepadanya agar persoalan itu tidak digoreng ke mana-mana dan ditarik ke urusan politik.

"Sudah (bertemu). Solusinya, ada pertemuan, ada perdamaian. Tapi saya bingung seperti apa, mohon maaf, banyak elemen yang harus saya pikirkan," sebutnya. 

Sementara itu, Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani ikut menanggapi aksi Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi menjewer kuping pelatih PON Papua cabor biliar. Gubsu Edy disarankan meminta maaf karena kejadian itu sudah jadi perhatian nasional.

"Lebih bermartabat kalau pak Gubernur Edy Rahmayadi meminta maaf kepada pelatih biliar yang dipermalukan saat penyerahan tali asih itu," kata Bakhtiar Sibarani, Kamis, 30 Desember.

Bakhtiar menduga yang dilakukan Gubsu Edy terhadap Khoiruddin Aritonang hanya candaan. Tapi Bupati Tapteng tetap menyarankan agar persoalan dengan pelatih Biliar itu diluruskan dengan menyampaikan permintaan maaf.

"Saya hanya menyarankan kepada Pak Edy untuk meminta maaf. Karena menurut saya, mungkin saja memang pada saat kejadian pak Gubernur mungkin bercanda kepada pelatih tersebut dan orang menilai berbeda. Tapi kalau segera diluruskan serta bisa menyampaikan maaf itu jauh lebih bijak. Karena orang yang mengakui kesalahan jauh lebih hebat daripada orang yang selalu mencari pembenaran dari apa yang dibuatnya," ujarnya.