Bantah Keraguan, Rusia Publikasikan Data Riset Vaksin Sputnik V
Vaksin Sputnik V (wikimedia commons)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia mendapat kritik mengenai transparansi pengembangan vaksin COVID-19, Sputnik V. Rusia mulai mempublikasikan data riset dan informasi terkait pengembangan vaksin sputnik V ke publik. 

Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang mengelola pendanaan untuk pengembangan vaksin bernama Sputnik V, serta Institut Gamaleya sebagai pihak yang menjalankan penelitian vaksin menyatakan bahwa mereka saat ini telah mempublikasikan data pendekatan basis penelitian human adenovirus.

"RDIF dan Institut Gamaleya berupaya untuk transparansi maksimal [...] karenanya kami mengunggah semua informasi tentang vaksin adenovirus di sputnikvaccine.com," kata Pimpinan Eksekutif RDIF Kirill Dmitriev di Moskow, Rusia, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 21 Agustus.

Basis penelitian human adenovirus untuk vaksin COVID-19 dipilih Rusia karena disebutnya mempunyai hasil yang paling jelas dan baik terhadap sejumlah penyakit infeksi, misalnya ebola.

Dmitriev juga menyebut bahwa pendekatan tersebut dalam pengembangan vaksin telah dilakukan mulai tahun 1953, dan Angkatan Darat Amerika Serikat pun menggunakannya sejak 1971 hingga saat ini.

Penjelasan Dmitriev tersebut merupakan respons terhadap sejumlah tanggapan miring atas persetujuan regulasi yang diberikan kepada vaksin Sputnik V. Sebelumnya, vaksin Sputnik V dinilai sebagian kalangan terlalu dini karena pemerintah Rusia tak pernah membuka data maupun informasi penelitian ke publik.

Salah satu pengkritik keras adalah Amerika Serikat, dengan Menteri Kesehatan Alex Azar menuding Rusia menutup-nutupi informasi terkait riset dan hasil pengujian klinis Sputnik V.

"Data dari hasil uji coba tahap awal belum dibuka ke publik, sehingga tidak transparan," kata Azar kepada wartawan dalam panggilan konferensi pada 12 Agustus, sehari setelah Rusia mengumumkan pihaknya menjadi negara pertama yang mempunyai vaksin COVID-19 teregistrasi.

Pekan depan, Rusia baru akan menjalankan uji klinis tahap III, sebagai tahap lanjutan untuk mengkaji kemanjuran, imunogenisitas (proses memicu respons imun), dan keamanan vaksin Sputnik V. Uji klinis itu melibatkan sekitar 40.000 orang, dimulai dari wilayah negara itu sendiri.

"Hasil dari tahapan-tahapan uji klinis tersebut semoga dapat dipublikasikan pada bulan Agustus ini di sejumlah majalah medis terkemuka. [...] dan kami berencana menambah konten baru di situs vaksin dengan rincian yang baru pula di waktu mendatang," kata Dmitriev.