Bagikan:

JAKARTA - Rumah Sakit Umum Persahabatan (RSUP) Jakarta telah mempersiapkan keterisian tempat tidur (BOR) jika terjadi lonjakan kasus varian Omicron di Indonesia saat Natal dan Tahun Baru mendatang.

Dirut RSUP Persahabatan Agus Dwi Susanto mengatakan, Rumah Sakit Persahabatan dalam mengadapi BOR Natal dan Tahun Baru, telah mempersiapkan jika terjadi lonjakan kasus. Pihaknya mengklaim sudah menyiapkan langkah - langkah dan ketersediaan obat, sarana prasarana dan alat pelindung diri (APD) yang cukup selama 3 bulan kedepan.

"Persiapan obat dan sarpras medis serta APD, sejauh ini kita akan evaluasi kapasitas yang ada. Obat, sarpras dan APD kita cukup tiga bulan kedepan," katanya kepada VOI, Jumat 24 Desember.

Mengantisipasi adanya lonjakan COVID-19 pada Natal dan Tahun Baru, RS Persahabatan sudah membuat pedoman bagi para tenaga medis agar tepat dalam penanganan jika ada indikasi pasien terpapar Omicron.

"Sampai hari ini tidak ada Omicron di RS Persahabatan. Tapi kita juga sudah membuat pedoman sampel yang dicurigai Omicron sehingga ada alur ketika suatu kasus kita curigai bisa melakukan pemeriksaan," katanya.

Beberapa langkah yang telah disiapkan RS Persahabatan ketika terjadi lonjakan COVID-19 yakni, mengatur alur di Unit Gawat Darurat (UGD) melalui beberapa tahap peningkatan kapasitas untuk COVID-19 secara bertahap dari saat ini. Kemudian meningkat jadi 50 persen, kemudian 100 persen sepenuhnya menjadi COVID-19 apabila terjadi lonjakan kasus.

"Kita melakukan konversi tempat tidur secara bertahap sampai tahap empat. Empat tahap sekitar hampir 80 persen dari kapasitas total kita untuk bisa menampung COVID-19. Keseluruhan kita juga siap sampai 100 persen sekitar 285 bet," ujarnya.

Selain itu, dokter umum, dokter spesialis, perawat dan tenaga SDM non-nakes telah disiapkan dengan melakukan mobilisasi internal secara bertahap.

"Kalau dari kapasitas yang ada masih memerlukan SDM tambahan dan mobilisasi internal itu belum mencukupi, kita akan melakukan penambahan dari relawan. Apabila betul-betul terjadi kasus yang sangat meningkat seperti pada bulan Juli kemarin," katanya.