Bagikan:

JAKARTA - Polri menyatakan pelaksanaan Operasi Lilin Jaya 2021 harus maksimal. Sebab, beberapa gangguan keamanan bisa terjadi. Mulai dari penyebaran COVID-19 hingga aksi terorisme.

Hal itu tertuang dalam amanat Kapolri yang dibacakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memimpin apel Operasi Lilin Jaya 2021 di Polda Metro Jaya, Kamis, 23 Desember.

"Berdasarkan mapping kerawanan yang telah dilakukan. Terdapat beberapa prediksi gangguan Kamtibmas yang harus kita antisipasi, antara lain ancaman kelompok intoleran, radikalisme, dan terorisme, aksi kriminalitas seperti curat, curas, curanmor, balap liar, penyalahgunaan narkoba, pesta miras, aksi perusakan fasilitas umum," ujar Anies.

"Kerumunan masyarakat yang (berpotensi, red) menyebabkan penularan COVID-19 maupun ancaman bencana alam seperti banjir, tanah longsor, sebagai dampak dari musim penghujan," sambungnya.

Dalam Operasi Lilin Jaya, sebanyak 177.212 personel gabungan bakal dikerahkan. Mereka akan bersiaga di 19.464 pos pengamanan dan 1.082 pos pelayanan.

"Operasi ini melibatkan 177.212 personel pengamanan gabungan, yang terdiri dari 103.000 personil Polri, 19.000 personil TNI serta 55.000 personil yang berasal dari instansi terkait, antara lain Satuan Polisi Pamongpraja, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Pramuka, pemadam kebakaran, linmas, Senkom dan instansi lainnya," papar Anies.

Kemudian, Operasi Lilin Jaya 2021 pun akan berlangsung selama 10 hari yang dimulai sejak 23 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.

Selain itu, dalam skema itupun memfokuskan pengamanan di 54.959 objek. Semisal, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, hingga tempat wisata.

"Fokus pengamanan adalah 54.959 objek di seluruh indonesia baik gereja, tempat wisata, pusat perbelanjaan, objek perayaan tahun baru, Terminal, Pelabuhan, stasiun kereta api, dan bandara," kata Anies.