MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan segera mengoperasikan kembali "Teman Bus" Trans Mamminasata dengan penyederhanaan sejumlah rute yang turut dilalui jalur angkutan umum yang dikenal dengan istilah lokal pete-pete.
Program Teman Bus Sulawesi Selatan telah terhenti sejak menuai protes dalam aksi unjuk rasa dari kalangan sopir angkot di Kota Makassar pada 16 Desember 2021 hingga saat ini.
"Rutenya yang disederhanakan. Artinya beberapa rute Teman Bus akan disederhanakan agar tidak terlalu bersinggungan dengan jalurnya pete-pete. Ini sudah dibicarakan dan bus ini akan segera kembali beroperasi," kata Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Muhammad Arafah di Makassar, dikutip Antara, Senin, 20 Desember.
Sebanyak 87 unit bus dari hibah Kementerian Perhubungan tersebut telah beroperasi dan menuai respons positif dari berbagai kalangan masyarakat sebagai pilihan moda transportasi yang menawarkan pola beli layanan.
Alhasil, Dinas Perhubungan Sulsel mencatat "Teman Bus" telah melayani sebanyak 48.196 orang penumpang sejak beroperasi pada 20 November hingga 16 Desember dengan beban penumpang 31 persen.
Data ini menunjukkan masyarakat telah tertarik untuk menggunakan Teman Bus dalam mengawal rutinitas sehari-hari melalui berbagai manfaat yang ditawarkan, seperti ketepatan waktu, kenyamanan, keamanan dan sebagainya.
Muhammad Arafah mengemukakan akan kembali melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait seperti Ditlantas, Kepala Dinas Perhubungan se Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa Gowa dan Takalar) pada Selasa besok (21/12) dalam memaksimalkan pengoperasian kembali "Teman Bus".
"Rapat dengan sopir angkot sudah kita lakukan berkali-kali. Saat ini perlu dipahami bahwa masyarakat butuh layanan ini (Teman Bus) dan ini adalah Program Pusat yang memang harus kita tanggapi secara positif sebagai sebuah kemudahan bagi masyarakat," urainya.
BACA JUGA:
Sementara Kepala UPT Transportasi Mamminasata Prayudi Syamsibar mengemukakan bahwa pemberhentian Teman Bus untuk menghormati pihak yang merasa dirugikan, sambil melakukan pendekatan persuasif agar moda transportasi yang ada di Makassar saling melengkapi dalam memudahkan rutinitas masyarakat.
"Pete-pete ini bukan rival Teman Bus dan sebenarnya bukan penumpang Pete-pete yang mau kita ambil," katanya.
"Jadi solusinya, pendekatan persuasif tetap dilakukan dengan mengakomodir keinginan pihak sopir pete-pete tapi tidak 100 persen juga mengikuti keinginan mereka," ungkapnya menguraikan.
Kehadiran Trans Maminasata menargetkan pemilik kendaraan pribadi yang jika memanfaatkan "Teman Bus" maka dipastikan akan mengurangi kepadatan penggunaan jalan. Ini akan berdampak pula pada pengurangan emisi karbon.
Dari sini, kata Yudi, akan memberi peningkatan kualitas hidup karena dengan menjadi pilihan moda transportasi, maka jalanan akan lebih renggang dan polusi udara tentu semakin menurun.
Manfaat "Teman Bus", menurut Yudi kian dirasakan masyarakat, hal itu ditunjukkan dengan banyaknya protes khususnya dari kalangan perempuan karena pengoperasiannya harus dihentikan sementara waktu.
"Selama ini pemerintah mengeluarkan subsidi hanya untuk masyarakat tertentu. Teman Bus ini berbeda, manfaatnya bisa dirasakan semua kalangan, khususnya bagi kaum disabilitas. Layanan ini banyak manfaatnya ke masyarakat," ungkapnya.