JAKARTA - Satgas COVID-19 menyatakan jumlah limbah medis selama masa pandemi COVID-19 naik berkali lipat. Bahkan, peningkatan limbah medis ini berpotensi menyebakan penularan.
"Limbah medis ini berbahaya ke kita. Apa saja bahayanya ? Bisa infeksi kalau di dalam limbah, kuman bakteri virus yang bisa membuat orang tertular,” ujar Anggota Bidang Penanganan Satgas COVID-19 Lia Partakusuma di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 18 Desember.
Dicontohkan Lia, penularan melalui limbah medis ini ketika seseorang yang terpapar COVID-19 bersin di maskernya. Kemudian, masker itu dibuang dan diambil oleh orang lain untuk dikumpulkan. Disitulah potensi penularan terjadi. Sebab, virus bisa tetap hidup di benda-benda selama beberapa jam.
"Virus bisa stay di benda padat hingga 5 jam bahkan ada yang 3 hari. Bayangkan gunakan tisu masker kita buang diambil orang lain, orang tersebut potensi tertular," kata Lia.
Di sisi lain, kata Lia, saat kasus COVID-19 sedang tinggi, limbah masker bekas di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) naik sangat tinggi. Bahkan, mencapai 493 ton per hari. Padahal, jika dibandingkan sebelumnya hanya 75 ton per hari. Sehingga, terjadi peningkatan kuantitas limbah masker berkali lipat.
BACA JUGA:
“Yang tadinya 75 ton per hari fasyankes ini, naik 108 ton, naik jadi 300 ton per hari, naik kemarin 493 ton per hari,” katanya.
Karena itu, masyarakat diminta untuk lebih bijak dalam membuang limbah masker. Sehingga, potensi penularan COVID-19 pun dapat ditekan.