BMKG Catat Frekuensi Gempa Susulan di Flores Timur Mulai Menurun
Ilustrasi-Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebut frekuensi gempa susulan atau aftershock gempa di Flores Timur sudah mulai menurun.

Sejak terjadinya gempa berkekuatan magnitudo 7,4 pada Selasa, 14 Desember lalu, gempa susulan sudah dialami 663 kali. Gempa susulan disebut sebagai fenomena yang lazim setelah terjadi gempa besar.

Daryono mengungkapkan, gempa bumi susulan itu menunjukkan tren penurunan baik intensitas maupun frekuensi. Masyarakat sudah bisa beraktivitas kembali, namun masyarakat tetap diminta untuk waspada. 

“Sudah 663 kali gempa bumi susulan. Frekuensi dari aktivitas gempabumi susulan itu sudah menurun. Masyarakat diharapkan tidak terlalu khawatir, tapi tetap waspada. Itu merupakan fenomena yang lazim terjadi setelah terjadi gempa bumi besar,” kata Daryono dalam keterangannya, Sabtu, 18 Desember.

Daryono mengungkapkan, gempa bumi yang berpusat di 7.59 lintang selatan dan 122.24 bujur timur itu sebelumnya dirasakan kuat oleh masyarakat di 18 kabupaten di 3 provinsi, meliputi 9 kabupaten di Nusa Tenggara Timur, 3 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan 6 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.

Selain itu, gempa bumi yang diikuti dengan adanya peringatan dini tsunami dari BMKG itu juga membuat sebagian warga di Kabupaten Kepulauan Selayar trauma.

Trauma yang dimaksud adalah ingatan warga atas gempa bumi kuat yang terjadi pada 12 Desember 1992 dan memicu terjadinya gelombang tsunami yang juga berdampak di Kepulauan Selayar.

"Faktor psikologis ini menimbulkan kekhawatiran warga, sehingga sebanyak 5.064 jiwa memilih mengungsi ke lokasi yang lebih aman," jelas dia.

Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa warga hingga hari ini masih memilih tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun menggunakan terpal.

"Diharapkan masyarakat terdampak tidak terlalu khawatir dan optimis kondisi segera pulih. Seiring dengan peluruhan energi paska gempa, diharapkan seluruh aktivitas masyarakat dapat segera kembali seperti semula," papar Daryanto.