434 Peserta Ikuti Seleksi Lanjutan Calon ASN di Tulungagung
Peserta duduk rapi dengan mengenakan alat pelindung wajah transparan atau face shield di ruang tes seleksi kemampuan bidang di aula Hotel Crown Victoria, Tulungagung, Jatim/ Antara

Bagikan:

JAWA TIMUR - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menggelar ujian seleksi kemampuan bidang (SKB) yang diikuti 434 peserta test calon aparatur sipil negara (CASN) lanjutan tahun 2021.

Jumlah peserta SKB sedianya 439 orang, namun lima di antaranya tidak hadir saat pelaksanaan ujian seleksi kemampuan bidang tanpa disertai alasan jelas.

"Mereka yang tidak hadir, langsung dinyatakan gugur," kata Kabid Pengadaan, Informasi dan Profesi Aparatur Sipil Negara Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Tulungagung, Pongky Kurniawan, Rabu, 15 Desember.

Pelaksanaan SKB digelar di hotel Crown Victoria melibatkan panitai lokal maupun BKN. Namun tidak semua peserta bisa mengikuti ujian secara langsung dikarenakan domisili yang jauh.

"Dari 439 peserta, hanya 415 orang yang ikuti ujian di Hotel Crown. Sisanya tersebar di Kantor Regional (Kanreg) BKN yang paling dekat dari rumahnya," paparnya.

Mereka yang mengikuti SKB adalah yang lolos ujian seleksi kemampuan dasar (SKD) pada 21 September 2021. Waktu itu, SKD dan diikuti oleh lebih dari 2.500 orang. Mereka yang lolos SKD sebanyak 439 orang, dan memperebutkan 169 formasi.

Dari jumlah 415 yang mengikuti SKB langsung di Hotel Crown, lima orang angsung dinyatakan gugur lantaran tidak hadir dalam pelaksanaan ujian.

Selain itu ada beberapa formasi yang kosong, lantaran tidak ada pendaftarnya. "Dokter spesialis tidak ada, sekitar tujuh orang,” tuturnya.

Posisi ini tetap dikosongkan lantaran tidak bisa diisi dari formasi lainnya. Posisi kosong lainnya adalah formasi disabilitas.

Meski tidak ada pendaftarnya, jalur disabilitas masih bisa diisi dari formasi lainya yang sejenis.

Ujian dilakukan dalam 3 gelombang. Setiap gelombang berlangsung selama 1 jam 30 menit.

Untuk mengantisipasi kecurangan, komputer akan direstart setiap pagi, sehingga data dalam komputer itu hilang dan tidak bisa diakses oleh peserta berikutnya.

"Kita tidak bisa menyalakan (komputer) tanpa ada login dari BKN," katanya.

Sebelum memasuki ruang ujian, seluruh peserta harus melewati skrining kesehatan. Skrining dilakukan untuk mencegah timbulnya klaster dalam ujian ini.

Peserta harus bisa menunjukan bukti negatif rapid antigen.

Jika reaktif atau menunjukan gejala mirip covid-19, peserta tetap diperbolehkan ikut ujian di ruangan khusus yang sudah disediakan.

"Ada 6 bilik yang kita persiapkan," katanya.

Terakhir dalam pelaksaan ujian ini ada jeda 90 menit untuk membersihkan tempat ujian, sebelum digunakan oleh peserta berikutnya, demikian Pongky Kurniawan..