Kebijakan Tak Biasa Restoran China: Minta Pengunjung Timbang Berat Badan sebelum Makan
Ilustrasi foto (Joshua Fernandez/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah restoran di China menerapkan kebijakan tak biasa. Pengelola akan meminta pelanggannya untuk menimbang bobot badan mereka sebelum diperbolehkan memesan makanan yang disesuaikan berat badan mereka. Kebijakan ini diprotes.

Restoran terkait telah meminta maaf karena memaksa pelanggan untuk menimbang bobot tubuh mereka. Mereka menjelaskan, kebijakan tersebut diperkenalkan setelah negara meluncurkan kampanye nasional melawan limbah makanan.

Restoran daging sapi di Kota Changsha itu diketahui menempatkan dua timbangan besar di pintu masuknya pada pekan ini. Pengelola kemudian meminta pengunjung menimbang bobot mereka dan memasukkan angka berat badan ke dalam aplikasi yang kemudian akan menyarankan jenis menu yang sesuai.

Tanda-tanda bertuliskan "hemat dan rajin, promosikan piring kosong" dan "operasi piring kosong" disematkan dalam kampanye ini. Kebijakan tersebut menimbulkan keributan di media sosial China. Tagar tentang restoran tersebut telah dilihat lebih dari 300 juta kali di platform media sosial Weibo.

Restoran itu mengatakan "sangat menyesal" atas interpretasinya terhadap "Kampanye Piring Bersih" nasional. "Niat awal kami adalah untuk menganjurkan menghentikan limbah dan memesan makanan dengan cara yang sehat. Kami tidak pernah memaksa pelanggan untuk menimbang diri mereka sendiri," restoran mengunggah permintaan maaf itu, dilansir AFP, Minggu, 16 Agustus.

Pemerintah China juga melancarkan kampanye memerangi video viral tentang "makan banyak" yang dikenal sebagai "mukbang". Sementara, platform live streaming di China telah berjanji menutup akun yang mempromosikan makan berlebihan dan pemborosan makanan.

Laman BBC juga melaporkan bahwa Presiden Xi Jinping telah memulai kampanye hemat pangan pada minggu ini. Xi menyebut tingkat pemborosan pangan nasional memasuki tahap "mengejutkan dan menyedihkan."

Mengikuti pesan Xi, Asosiasi Industri Katering Wuhan mendesak restoran di kota itu untuk membatasi jumlah hidangan yang disajikan kepada pengunjung. Restoran diminta menerapkan sistem di mana tiap pengunjung yang datang bersama harus memesan satu hidangan lebih sedikit dari jumlah mereka.

TV pemerintah juga mengkritik penyiar atau figur publik yang yang merekam dan menyiarkan diri mereka makan makanan dalam jumlah besar secara langsung.