Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memastikan gempa di Nusa Tenggara Timur tidak berkaitan dengan aktivitas sejumlah gunung berapi seperti Gunung Semeru Hingga Gunung Awu.

"Saat ini kan ada Semeru erupsi, Gunung Awu. Apakah ada kaitannya? Jawaban kami adalah tidak ada kaitannya," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Selasa, 14 Desember.

Ia membenarkan aktivitas gunung api kerap biasanya memicu gempa tektonik. Hanya saja, sejauh ini, Dwikorita bilang, pihak tidak melihat adanya kaitan terhadap aktivitas gunung api tersebut dengan gempa di NTT.

"Kita belum melihat hal itu terjadi dan untuk aktivitas gunung api, analisinya dengan pusat vulkanologi atau PVMBG yang saat ini menangani Gunung Semeru dan Gunung Awu bahwa tidak ada kaitannya," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteroroligi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini tsunami usai terjadi gempa dengan Magnitudo 7,4 yang mengguncang Laut Flores, Nusa Tenggara Timur.

Setelah gempa terjadi, masyarakat kemudian berhamburan. Salah satu warga di Flores Timur, Larantuka, Fransiskus Tukan menuturkan, gempa terjadi dalam durasi yang singkat.

"Jadi awalnya pelan sekali dirasakan tapi terjadi beberapa kali. Warga, termasuk saya masih tenang dengan kekuatan gempa kecil ini," ujar Frano, sapaan Fransiskus saat dihubungi VOI dari Jakarta, Selasa, 14 Desember.

Namun, sambung Frano, kekuatan gempa meningkat secara tiba-tiba dan membuat warga panik, berlarian dan berhamburan ke luar rumah. Hampir di setiap rumah, warga mencari lokasi aman dengan berdiri di halaman atau jalan-jalan kota.

"Rsanya besar gempanya. Ibaratnya yang lagi tidur nyenyak juga bisa merasakan. Dari yang kecil, pelan-pelan, tiba-tiba langsung besar. Semua warga berlarian ke halaman rumah menghindari bangunan roboh atau material bangunan," imbuh Frano.