'Kamu Akan Masuk Neraka karena Gay', Persekusi yang Bikin Bocah 12 Tahun Pilih Bunuh Diri
Ilustrasi Photo by Nathan Dumlao on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Seorang anak laki-laki asal Tennessee berusia 12 tahun, Eli Fritchley meninggal karena bunuh diri. Eli Fritchley sering diganggu teman-teman sekelas yang menggoda dia akan masuk neraka karena gay.

Eli Fritchley, bunuh diri pada 28 November lalu. Ibunya, Debbey Fritchley menemukan tubuh putranya tak bernyawa di kamarnya.

Eli, yang bersekolah di Cascade Middle School, bermain trombon di marching band, mengecat kukunya, dan kebetulan memang suka memakai warna pink. Dia juga memakai sweter SpongeBob yang sama ke kelas hampir setiap hari.

Ibunya bukan tidak tahu kalau anaknya sering mengalami persekusi di sekolah. Tapi setiap ditanya, Eli memberi kesan bahwa dia tidak peduli dengan cemooh itu.

"Dia tidak peduli, atau setidaknya kami pikir dia tidak peduli, dan itulah yang sangat sulit bagi kami karena kami pikir dia tidak peduli," kata Debbey dilihat dari Daily Mail, Kamis 9 Desember.

"Saya pikir mungkin karena dia mengenakan pakaian yang sama setiap hari sehingga mereka menggunakannya sebagai senjata," kata Debbey Fritchley.

Padahal faktanya, putranya itu memang gemar mencuci sweternya setiap hari sehingga dia bisa memakainya lagi ke sekolah keesokan harinya.

Teman sekelas Eli menggoda dan menggertaknya karena pilihan gayanya, menurut ibunya.

"Temannya mengatakan dia gay bahwa dia akan pergi ke Neraka. Mereka cukup sering mengatakan itu padanya," kata Debbey Fritchley.

"Saya pikir itu hanya kata-kata, tetapi kata-kata menyakitkan," lanjut ayahnya, Steve Fritchley.

Setelah putra mereka meninggal, keluarga Fritchley mengabdikan diri untuk memerangi intimidasi anak. Pemilik Penalties Sports Bar & Grill di Shelbyville telah membantu keluarga Fritchley dengan membuat GoFundMe.

Hasil penjualan akan disumbangkan ke yayasan yang baru didirikan yang didedikasikan untuk 'membantu anak-anak dan keluarga lain yang mungkin berada dalam situasi yang sama seperti keluarga Fritchley sehingga tragedi mengerikan ini tidak perlu terjadi lagi.'