Presiden Macron Kunjungi Kawasan Teluk, UEA Berpotensi Beli 60 Jet Tempur Rafale
Ilustrasi jet tempur Dassault Rafale. (Wikimedia Commons/Mark Harkin)

Bagikan:

JAKARTA - Prancis akan menandatangani beberapa kesepakatan besar dengan Uni Emirat Arab (UEA) pada Hari Jumat, dengan dua sumber mengatakan Paris akhirnya bisa menyegel penjualan pesawat tempur Rafale bernilai miliaran dolar AS, seiring potensi memperdalam hubungan ekonomi dan politik kedua negara.

Presiden Prancis Emmanuel Macron memulai perjalanan dua hari ke Teluk pada Hari Jumat, termasuk rencana mengunjungi Qatar dan Arab Saudi. Kunjungannya datang pada saat negara-negara Teluk Arab telah menyuarakan ketidakpastian, tentang fokus Amerika Serikat di kawasan itu, sekalipun ketika mereka mencari lebih banyak senjata dari sekutu keamanan utama mereka.

Diketahui Presiden Macron telah menjalin hubungan baik dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan (MBZ), dengan investasi mengalir di antara kedua negara. Paris memiliki pangkalan militer permanen di ibu kota Emirat.

Sumber mengatakan, Abu Dhabi dapat membeli sekitar 60 jet tempur, meskipun mereka memperingatkan kesepakatan itu belum selesai. Ini akan menjadi pembelian massal terbesar dari Rafale buatan Dassault, selain oleh tentara Prancis, terjadi setelah kesepakatan di Yunani, Mesir dan Kroasia tahun ini.

"Saya tidak ingin merusak hadiah Natal dengan presiden," Anwar Gargash, penasihat diplomatik Presiden UEA, mengatakan kepada wartawan menjelang kunjungan ketika ditanya apakah Abu Dhabi akan membeli jet tempur, mengutip Reuters 3 Desember.

dassault rafale
Ilustrasi jet tempur Dassault Rafale. (Wikimedia Commons/Jim van de Burgt)

Kepresidenan Prancis menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal penjualan, dengan Dassault tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Presiden Macron akan menghadiri upacara penandatanganan dengan MBZ di sela-sela Dubai Expo 2020 pada Hari Jumat, kata kepresidenan pada Kamis dalam selebaran jadwal pemimpin Prancis itu.

Negosiasi on-off untuk jet tempur Rafale telah berlangsung selama lebih dari satu dekade dengan Abu Dhabi secara terbuka menolak tawaran Prancis untuk memasok 60 jet Rafale pada 2011, sebagai "tidak kompetitif dan tidak bisa dijalankan." Abu Dhabi sudah memiliki pesawat tempur Mirage.

Sementara itu, majalah bisnis mingguan Prancis Challenges melaporkan pada 19 November, pembicaraan berada pada tahap lanjutan antara 30-60 pesawat dan dapat ditutup selama kunjungan PresidenMacron. Negara tetangga Qatar telah memesan Rafale.

Sumber-sumber pertahanan mengatakan, jet tempur Rafale akan menggantikan armada Mirage 2000, tapi tidak mungkin menggantikan jet tempur F-35, karena UEA terus melindungi keamanannya dengan dua pemasok utama, Prancis dan Amerika Serikat.

Kesepakatan itu tetap akan dilihat sebagai sinyal ketidaksabaran, karena Kongres AS ragu-ragu untuk menyetujui kesepakatan F-35 di tengah kekhawatiran tentang hubungan UEA dengan China, termasuk prevalensi teknologi 5G Huawei .

"Ini adalah hubungan yang sangat baik dan berbagai kesepakatan akan ditandatangani. Setelah kunjungan presiden, hubungan akan lebih luas di berbagai bidang," tandas Gargash.