Bagikan:

KUPANG  - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur menyiapkan lima ton beras fortivit untuk membantu menanggulangi masalah stunting atau kekerdilan di Kabupaten Kupang.

"Khusus untuk Kabupaten Kupang  kami siapkan beras fortivit untuk 382 balita bawah garis merah (BGM), yang jika dikalikan dengan tiga bulan maka total ada 5 ton beras fortivit," kata pemimpin Perum Bulog Kanwil NTT Asmal di Kupang dikutip Antara, Kamis, 2 Desember.

Hal ini disampaikan usai memantau pelaksanaan pemberian makanan bergizi bagi anak-anak kurang gizi di Desa Bokong dalam rangka membantu pemerintah provinsi memberantas stunting di NTT.

Dia menjelaskan sebagai salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang pangan Bulog juga punya perhatian terhadap peningkatan gizi masyarakat, melalui penyediaan pangan bermutu yakni beras fortivit.

Dalam sambutannya di depan para warga di Desa Bokong, Asmal menjelaskan bahwa beras fortivit ini  kaya akan vitamin A, B1, B3 dan B6 serta B9 yang sangat baik sebagai solusi dan strategi program pemenuhan gizi masyarakat untuk mencegah kasus kekerdilan atau stunting.

“Beras ini mengandung mineral khusus untuk mencegah stunting. Itu dimasukkan saat proses packing beras.Mama-mama bisa buat bubur juga buat anak-anaknya sehingga gizinya bertambah," tambah dia.

Selain upaya penanganan stunting, bekerja sama dengan dokter dari Universitas Trisakti dan Pemkab Kupang pihaknya juga menggelar pengobatan gratis bagi warga di desa itu yang secara keseluruhan mencapai 450 orang.

"Ya semoga ini bermanfaat bagi warga di sini ya," tambah dia.

Tak hanya itu Bulog NTT bersama dokter dari Universitas Trisakti juga melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk memeriksa kesehatan sejumlah lansia dan juga anak-anak stunting di desa itu.

Menanggapi hal tersebut Camat Taebenu Eliaser Manesi menilai apa yang dilakukan oleh Bulog NTT merupakan hal yang patut diapresiasi.

Terkait penanganan stunting di Desa Bokong kata dia, desa tersebut adalah desa dengan kasus stunting terbanyak kedua di kecamatan itu dengan jumlah anak stunting mencapai 50 orang.

"Karena itu upaya pencegahan yang dilakukan Bulog NTT bekerja sama dengan dokter dari Universitas Trisaksi ini patut diapresiasi," ujar dia.

Pemberian beras fortivit yang bagi masyarakat di kecamatan ini menurut dia perlu terus dilakukan untuk mengurangi angka stunting. Namun tentunya masyarakat harus membelinya dengan harga yang terjangkau.

"Jujur kami berharap  kegiatan pengobatan gratis ini terus dilakukan," imbuh dia.