Bagikan:

JAKARTA - Ada indikasi individu yang divaksinasi penuh terhadap virus corona dalam waktu enam bulan, atau yang menerima dosis booster juga terlindungi dari varian Omicron, kata Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz pada Hari Selasa.

Ini dikatakannya setelah setelah dua kasus baru varian Omicron teridentifikasi, menjadikan negara itu sejauh ini memiliki total empat kasus varian baru ini.

"Dalam beberapa hari mendatang kami akan memiliki informasi yang lebih akurat tentang kemanjuran vaksin terhadap varian Omicron, tetapi sudah ada ruang untuk optimisme," jelasnya dikutip dari The Jerusalem Post 1 Desember.

"Ada indikasi, mereka yang divaksinasi dengan vaksin masih valid atau divaksinasi dengan booster, juga akan terlindungi dari varian ini," sambung Horowitz saat mengunjungi Pusat Medis Soroka di Beersheba bersama Menteri Keuangan Avigdor Liberman.

"Vaksin ini sangat penting saat ini. Siapa pun yang terpapar varian tanpa vaksin akan menempatkan diri mereka pada risiko yang tidak perlu," tandas Horowitz.

Kemudian di malam hari, sebuah laporan oleh Channel 12 mengatakan, vaksin Pfizer hanya sedikit kurang efektif dalam mencegah infeksi varian Omicron dibandingkan dengan varian Delta, 90 persen berbanding 95 persen. Sementara itu sama efektifnya, sekitar 93 persen, dalam mencegah gejala serius, setidaknya bagi mereka yang divaksinasi dengan booster.

Menurut laporan itu, kemampuan varian untuk menginfeksi lebih tinggi dari varian Delta, tetapi tidak sebanyak yang ditakuti – sekitar 1,3 kali lebih tinggi.

Sementara pada saat yang sama, mereka yang tidak divaksinasi COVID-19 memiliki peluang 2,4 kali lebih besar untuk mengembangkan gejala serius, angka yang signifikan.

Kendati demikian, seorang juru bicara Kementerian Kesehatan mengatakan kementerian belum memiliki data yang diterbitkan oleh Channel 12.

Terpisah, Kepala Layanan Kesehatan Masyarakat Dr Sharon Alroy-Preis mengatakan, data pertama tentang kemanjuran vaksin corona terhadap varian Omicron diharapkan akan dibagikan dengan Israel oleh Afrika Selatan pada Selasa. Namun, hingga saat ini kementerian belum menerima informasi tersebut.

"Kekhawatiran terbesar bagi kami adalah penyebaran yang sangat cepat dari varian ini di Afrika Selatan," ujar Alroy-Preis kepada Komite Urusan Luar Negeri Knesset, menjelaskan bagaimana kasus harian di sana meningkat dari 200 kasus menjadi 2.000 kasus dalam 10 hari.

"Dari apa yang kami dengar, mereka yang divaksinasi tidak memiliki gejala yang signifikan, itu penyakit ringan, tetapi untuk saat ini informasi awal. Hari ini akan ada data pertama tentang kemanjuran vaksin," tandasnya.

Di Soroka, Horowitz kembali mengatakan bahwa situasi di Israel terkendali dan tidak perlu panik.

"Kami tidak akan menutup negara dan akan menjaga kehidupan senormal mungkin. Saat ini tidak ada niat untuk memberlakukan pembatasan kehidupan di Israel, dan kami akan melakukan segala kemungkinan untuk memastikan hal ini berlanjut," sebutnya.

Horowitz juga menekankan bahwa larangan terhadap turis asing hanya bersifat sementara, dan tidak akan diperpanjang secara otomatis.

Untuk diketahui, jumlah kasus baru di Israel tetap stabil. Sebanyak 636 pembawa virus baru diidentifikasi pada Hari Senin. Seminggu sebelumnya ada 716. Jumlah total kasus aktif pada Selasa mencapai 5.600. Selain itu, ada 117 pasien dalam kondisi serius, terendah sejak Juli.