Digelar Pekan Depan, Bali Democracy Forum ke-14 Fokus pada Isu Kemiskinan, Kesetaraan dan Inklusifitas
Teuku Faizasyah. (Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Berbagi pengalaman dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan, untuk memastikan keadilan sosial dan keadilan ekonomi bagi masyarakat di tengah proses pemulihan dari pandemi COVID-19, menjadi salah satu tujuan pelaksanaan Bali Democracy Forum (BDF) tahun ini, sebut Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah.

Digelar di Nusa Dua, Bali pada 9 Desember mendatang, BDF yang digelar untuk keempatbelas kalinya tahun ini sejak pertama kali digelar tahun 2008 silam, menekankan pada aspek kemanusiaan.

Tema yang diangkat tahun ini merupakan keberlanjutan dari tema BDF tahun sebelumnya, yaitu 'Democracy for Humanity: Advancing Economic and Social Justice during the Pandemic.'

"BDF ke-14 mengusung tema melanjutkan pembahasan sebelumnya, mengkaitkan perkembangan demokrasi dengan COVID-19, memberikan penekanan pada aspek kemanusiaan, sejauh mana dampak dari pandemi terhadap upaya-upaya untuk memajukan keadilan ekonomi dan sosial," ujar Teuku Faizasyah dalam keterangan virtual Rabu 1 Desember.

Lebih jauh dijelaskan olehnya, sebagai salah satu forum untuk membahas demokrasi di kawasan Asia Pasifik, BDF tetap memiliki relevansi di usia yang keempatbelas, bisa menjadi salah satu mercusuar demokrasi di kawasan ini, sehingga negara-negara setiap tahun datang untuk berbagi pengalaman.

"Dalam pertemuan kali ini kita berharap para Menlu bisa menceritakan pengalaman terbaik dalam mengatasi tiga isu besar, yakni kemiskinan, kesetaraan dan inklusivitas di bawah roda sistem demokrasi yang dijalankan pemerintahannya," terang Teuku Faizasyah.

Sedikit berbeda dibanding penyelenggaraan sebelumnya, dalam BDF kali ini sejumlah menteri luar negeri sudah memperoleh tugas untuk membahas salah satu dari tiga tema besar tersebut.

"Nantinya, setelah itu akan didengarkan pandangan dari panelis ahli untuk kemudian dilanjutkan diskusi panel. Nantinya bisa dirangkum kesimpulan bagaimana negara-negara tersebut bisa melewati masa krisis ini tanpa mengeyampingkan demokrasi," paparnya.

Untuk diketahui, penyelenggaraan BDF kali ini mengundang 50 perwakilan negara dan organisasi internasional, di mana 46 di antaranya sudah memberikan konfirmasi kehadiran.