Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Selasa 11 Agustus. Rupiah dibuka menguat 0,46 persen atau 68 poin ke level Rp14.580 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah pagi ini didorong sentimen positif yang masuk kembali ke aset berisiko.

Indeks saham Asia bergerak menguat pagi ini. Sementara tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat kembali menguat yang artinya pasar mulai kembali ke aset berisiko.

"Pasar mungkin sedang merespons positif sinyal pemulihan ekonomi yang terjadi di China, demikian juga di AS," ujar Ariston kepada VOI.

Kemarin China merilis data indeks harga konsumen atau CPI bulan Juli yang melebihi perkiraan, sehingga mengindikasikan pemulihan permintaan di China.

"Sementara AS telah merilis data tenaga kerja di akhir pekan dan data jumlah lowongan pekerjaan semalam yang juga lebih bagus dari perkiraan. Hasil ini juga menunjukkan potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi," jelasnya

Menurut Ariston, rupiah berpotensi menguat hari ini dengan kisaran support di level Rp14.550 dan resisten di Rp14.700 per dolar AS.

Pagi ini hingga pukul 09.00 WIB, mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik menguat. Hanya ringgit Malaysia dan yen Jepang yang berada di zona merah atau melemah.

Di mana ringgit menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah turun 0,08 persen. Disusul, yen Jepang yang melemah 0,04 persen terhadap dolar AS pagi ini.

Sementara itu, dolar Taiwan berada di bawah rupiah setelah menguat 0,21 persen. Berikutnya, peso Filipina yang naik 0,15 persen. Disusul yuan China dan won Korea Selatan yang sama-sama terapresiasi 0,13 persen.

Selanjutnya ada baht Thailand yang terkerek 0,09 persen serta dolar Singapura yang naik tipis 0,07 persen di pagi ini. Sementara itu, dolar Hong Kong masih bergerak stabil.