JAKARTA - Polda Papua menyatakan, keributan antara Satgas Nanggala Kopassus dengan Satgas Amole (Brimob) di Timika dipicu permasalahan sepele. Bentrokan itu akibat harga rokok yang terlalu mahal.
"Iya (pemicu gara-gara rokok). Ngga elit (alasannya)," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal saat dihubungi, Senin, 29 November.
Awal mula bentrokan itu ketika enam anggota Satgas Amole berjualan rokok di Pos RCTU Ridge Camp Mile 72. Kemudian, datang 20 anggota Satgas Nanggala Kopassus untuk membeli rokok tersebut.
Hanya saja, puluhan anggota Kopasus itu protes lantaran harga rokok yang dijual itu terlalu mahal. Sehingga, memicu perdebatan yang berujung bentrokan.
"Ada 5 orang (korban anggota Polri), luka-luka lecet saja. Karena ada suara tembakan dia lari, dia jatuh," ungkap Kamal.
BACA JUGA:
Meski demikian, bentrokan itu sudah diselesaikan secara damai. Kedua pimpinan telah dipertemukan untuk tetap menjaga sinergitas TNI-Polri.
"Alhamdulillah sudah dipertemukan. Mereka sudah tidak ada masalah. Mereka tidak ditaruh di pos lagi," tandas Kamal.
Sebagai informasi, bentrokan antara Satgas Nanggala Kopassus dengan Satgas Amole (Brimop) terjadi Tembagapura, Timika, pada Sabtu, 27 November.
Usai kejadian tersebut situasi di Kabupaten Mimika khususnya di Ridge Camp Pos RCTU Mile 72 tepat di depan Mess Hall, Timika, Papua aman dan kondusif.