JAKARTA - Magdalena Andersson, wanita pertama yang menjabat sebagai perdana menteri Swedia dan mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah menjabat, memiliki kesempatan kedua untuk menduduki jabatan tersebut pekan depan.
Ketua parlemen Andreas Norlen, yang ditugaskan untuk mengatur penunjukan perdana menteri baru mengatakan pada Hari Kamis, dia akan meminta anggota parlemen untuk memberikan suara lagi pada pencalonan Andersson pada awal minggu depan.
Andersson, yang mengepalai Partai Sosial Demokrat, mendapat dukungan tipis dari parlemen untuk membentuk pemerintahan baru pada Rabu pagi, menggantikan rekan separtainya Stefan Löfven.
Namun, pada sore hari perdana menteri wanita pertama Swedia itu berhenti setelah anggaran 2022 yang diusulkannya ditolak demi teks yang ditulis oleh oposisi.
Pada saat itu, Partai Hijau, mitra koalisi junior Sosial Demokrat, menarik diri dari pemerintahan, memicu pengunduran diri Andersson. Di bawah konvensi Swedia, ketika sebuah partai koalisi meninggalkan pemerintahan, perdana menteri diperkirakan akan mengundurkan diri.
Dikutip dari Politico 26 November, Andersson sekarang berharap untuk memimpin pemerintahan Sosial Demokrat minoritas.
Mengumumkan rencananya untuk mencalonkan kembali Andersson, Norlen mengkritik kepemimpinan Partai Hijau dalam istilah yang tidak biasa, mengatakan mereka seharusnya mengatakan kepadanya, partisipasi mereka dalam pemerintahan bergantung pada pengesahan anggaran pemerintah.
"Jika saya tahu itu, maka kita bisa menghindari turbulensi ini," katanya.
BACA JUGA:
Norlen mengatakan perkembangan Hari Rabu pasti tampak 'tidak dapat dipahami' bagi orang Swedia dan berisiko 'merusak kepercayaan pada parlemen dan sistem politik.'
Norlen mengatakan, partai-partai di parlemen telah memberi tahu dia, mereka akan mempertahankan preferensi suara mereka dalam pemungutan suara baru tentang pencalonan Magdalena Andersson, membuka jalan baginya untuk ditunjuk sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya ketika pemungutan suara diadakan pada pukul 1 siang, Senin pekan depan.