Banjir dan Longsor di Korea Selatan Tewaskan Puluhan Orang

JAKARTA -  Setidaknya 21 orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor setelah hujan deras mengguyur Korea Selatan selama 46 hari berturut-turut hingga Sabtu, 8 Agustus pukul 6 pagi waktu setempat. Ini merupakan muson terpanjang di negara itu selama 7 tahun terakhir.

Dilansir Antara, Sabtu, 8 Agustus, data Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan menyebutkan, lebih dari 3.000 orang telah dievakuasi per Sabtu, 8 Agustus, pukul 6 pagi waktu setempat, sementara 11 orang dilaporkan hilang akibat banjir di wilayah Semenanjung Korea tersebut. 

Otoritas Provinsi Jeolla Selatan menyebut, tanggul Sungai Seomjin di pinggiran bagian selatan semenanjung juga roboh kira-kira sepanjang 100 meter pada hari yang sama. Hal ini membuat kawasan sekitar tanggul menjadi kebanjiran.

Karena peristiwa ini, sekitar 1.900 orang dievakuasi dari wilayah provinsi itu, termasuk sekitar 500 orang dari area sekitar sungai.

Pada Jumat, 7 Agustus, di Jeolla Selatan juga terjadi longsor yang menyebabkan lima rumah terkubur dan lima orang tewas.

Sementara lembaga kehutanan Korea Selatan telah meningkatkan peringatan tentang tanah longsor ke level paling tinggi di setiap wilayah negara, kecuali destinasi wisata pulau Jeju.

Wilayah Korea Utara di bagian perbatasan juga tidak luput dari banjir. Kantor Berita KCNA melaporkan bahwa pejabat tertinggi ketiga di negara itu, Pak Pong Ju, melakukan inspeksi terkait kerusakan akibat banjir dengan lahan pertanian yang tergenang di kawasan barat daya Korea Utara.