JAKARTA - Tak ada yang tak mungkin bagi Tuhan. Bahkan ketika dokter dan keluarga sudah pasrah, keajaiban malah terjadi.
Bettina Lerman namanya. Dia adalah seorang ibu yang sudah mengalami koma selama dua bulan akibat COVID-19. Dan secara ajaib, dia malah siuman ketika pihak keluarga sudah pasrah dan berniat melepas seluruh alat bantu yang selama ini menopang hidupnya.
Dikutip dari The New Zealand Herald, Senin 22 November, Bettina Lerman memang belum divaksin. Dia tertular COVID-19 beberapa bulan lalu bersama suaminya yang menderita kanker.
Setelah terinfeksi virus mematikan, Lerman dirawat di rumah sakit pada 12 September dan ditempatkan di ventilator sembilan hari kemudian, menurut CNN.
Saat kondisinya memburuk, dia mengalami koma dan keluarganya sudah diberitahu dokter untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
"Kami mengadakan pertemuan keluarga dengan rumah sakit karena ibu saya tidak bangun. Tidak peduli apa yang mereka (lakukan), mereka tidak bisa membangunkannya," kata putranya, Andrew.
Dokter mengatakan ada kerusakan pada organnya, khususnya paru-parunya yang sangat parah sehingga tidak dapat diperbaiki.
"Mereka mengatakan bahwa paru-parunya benar-benar hancur. Ada kerusakan yang tidak dapat diperbaiki," katanya.
BACA JUGA:
Lerman bukannya menolak vaksin. Dia sudah merencanakan untuk mendapatkan vaksin sebelum jatuh sakit tapi memiliki banyak penyakit termasuk diabetes. Dia juga menderita serangan jantung dan menjalani operasi bypass empat kali dua tahun lalu.
Kondisi Lerman sangat buruk sehingga pihak keluarga bahkan sudah memesan peti mati dan batu nisan. Mereka benar-benar bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal.
Tetapi pada 29 Oktober ketika mereka mau melepas alat bantu hidup, salah satu dokternya menelepon. Dan keajaiban terjadi.
"Ibumu bangun.'"
Ibunya dapat bernapas sendiri selama beberapa jam dengan bantuan oksigen, bukan ventilator.
Dia tahu di mana dia, siapa dia - dia setajam paku," katanya.
"Biasanya, ketika seseorang keluar dari koma seperti itu, mereka mengatakan bahwa pasien mengalami delirium di mana mereka sangat bingung. Sejak hari pertama, dia tidak mengalami semua itu."
Dia mengatakan ibunya sekarang berencana untuk divaksinasi setelah dia pulih.
"Saya pikir hal yang benar untuk dilakukan adalah mendapatkan vaksinasi, jadi jika salah satu anggota keluarga kita mendapatkannya lagi, itu tidak akan seburuk itu.
"Kami memberinya kata-kata penyemangat setiap hari. Kami menyuruhnya untuk terus berjuang,"