JAKARTA - Suasana berbeda tampak dalam aksi unjuk rasa buruh yang menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2022 di depan Balai Kota DKI Jakarta hari ini.
Tak seperti aksi demonstrasi menuntut kenaikan upah yang dilakukan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan keluar dari kantornya untuk menemui para buruh.
Mengenakan kemeja batik hijau lengan panjang, Anies mendatangi kelompok buruh dari Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI).
Serikat buruh ini sejak pagi telah berkumpul di depan Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan untuk menuntut upah minimum provinsi (UMP) DKI yang layak di tahun 2022.
Dijaga aparat kepolisian, Anies berdialog dengan para buruh. Setelah itu, ia menyampaikan pidato di tengah massa aksi unjuk rasa. Anies mengaku berterima kasih kepada para buruh yang telah menyuarakan aspirasinya.
"Terima kasih untuk mereka-mereka yang memilih untuk menyuarakan aspirasi para buruh. Mereka adalah orang-orang memikirkan kesejahteraan semuanya," ucap Anies, Kamis, 18 November.
BACA JUGA:
Anies belum memastikan besaran kenaikan upah minimum yang akan ia tetapkan di Jakarta. Namun, ia berjanji akan membantu mengurangi biaya hidup para buruh.
"Kita di Jakarta akan ikhtiarkan membantu di aspek pembiayaan, supaya biaya hidup di Jakarta bisa lebih kecil. Sehingga teman-teman semua bisa menampung dan harapannya kesejahteraan bisa meningkat," tutur Anies.
Sebelum mengakhiri pertemuan dengan buruh, Anies mengajak massa aksi untuk menyanyikan lagu Padamu Negeri. Tak disangka, sejumlah buruh menyebut Anies sebagai presiden.
"Hidup Presiden Indonesia!" seru buruh.
Sebagai informasi, aksi buruh yang dilakukan pada hari ini menuntut penolakan kenaikan UMP yang diatur oleh Kementerian Ketenagakerjaan dengan rata-rata sebesar 1,09 persen.
Sementara, saat ini Pemprov DKI belum mengeluarkan keputusan nominal kenaikan UMP pada tahun 2022. Direncanakan, pengumuman kenaikan UMP DKI akan dilakukan Jumat, 19 November besok.