Tak Cocok dengan Ketum, Sekjen PKP Said Salahudin Mundur
Said Salahudin menyatakan mundur sebagai sekretaris jenderal Partai Keadilan dan persatuan (PKP)/DOK ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Said Salahudin menyatakan mundur sebagai sekretaris jenderal Partai Keadilan dan persatuan (PKP). Kabar ini disampaikannya setelah desas-desus penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) belakangan ini.

Awalnya, Said mendukung adanya desakan Munaslub dari para pengurus PKP. Namun, berjalannya waktu agenda tersebut tidak jua menemui titik kejelasan. Sebab dia menolak apabila Munaslub digelar atas dasar kepentingan pribadi bukan partai.

"Saya menolak munaslub untuk kepentingan pribadi. Saya butuh jaminan bahwa tidak ada untuk aneh-aneh, untuk kepentingan diri sendiri. Munaslub harus karena memang untuk meminta pertanggungjawaban ketua umum. Karena memang itu satu yang dibenarkan dalam AD/ART," ujar Said dalam konferensi pers lewat daring, Rabu, 10 November.

Said menuturkan, banyak surat dari kepengurusan daerah yang datang kepadanya soal Munaslub. Namun, dia heran rencana Munaslub tak jelas dan tanpa kepastian.

"Ketika surat sudah masukkan harus terpenuhi 2/3, tapi rupanya 2/3 ini muncul biasalah soal politik. Awalnya mereka yang menggebu-gebu saya tanya solusinya apa, saya berulangkali menyatakan mundur tapi katanya munaslub saja.Ya sudah, kalau kalian munaslub saya OK saja kan hak kalian keputusan diputuskan DPN. Tapi saya harus ada kejelasan jadi kirim dong suratnya," jelas Said. 

"Tapi entah kenapa yang tadinya menggebu-gebu mengusulkan konsep surat entah bagaimana caranya seperti ada yang plin-plan, terus menunda-nunda kepada kawan-kawan, nggak dikirim-dikirim macam-macam lah," sambungnya.

Dia pun tak ambil pusing akan hak itu. Sebab, kata Said, jika ingin munaslub maka harus murni dan jangan ada kepentingan pribadi.

"Saya kembalikan ke teman-teman. Sederhananya munaslub ya munaslub saja saya dukung kalau nggak mau ya saya hormati. Saya dengar isu sudah mulai intimidasi," katanya.

Atas dasar itu, Said menjelaskan dirinya tidak bisa lagi bekerjasama dengan Ketua Umum Yussuf Solichien. 

"Kalau sudah tidak sejalan nalar saya berkata, buat apa saya bertahan. Toh untuk berjuang bagi negara bisa saya lakukan ditempat lain.. Sepanjang masih bisa saya lakukan, enam bulan bagi banyak orang itu pendek tapi dengan dinamika yang luar biasa kami bekerja memang sangat keras rasanya enam bulan lumayan bertahan," jelas Said.

Said merasa PKP bukan lagi rumah yang nyaman untuk berjuang. Bukan karena pengurus daerah, tetapi kepemimpinan ketua umum yang dalam pandangannya tidak sejalan.

"Maka setelah saya bicara dengan temen temen yang usulkan munaslub, pengurus DPP yang mengusulkan munaslub dan DPN yang setuju munaslub maka pada hari ini Rabu, 10 November 2021 saya menyatakan berhenti sebagai sekjen sekaligus sebagai anggota PKP," tegas Said. 

Selain itu, dia mengaku tidak tahu apa yang direncanakan ketua umum terhadap dirinya. 

"Apa pun keputusan yang beliau mau tetapkan bersama pengurus yang lain tidak mengubah sikap saya untuk tidak mau buang buang waktu. Bukan PKP yang salah, bukan partai yang salah tapi ada kepemimpinan yang tidak cocok," kata Said.