JAKARTA - Jarang-jarang seekor ikan memiliki nama. Dengan perairan yang luas dan hampir sama jenis-jenisnya, mungkin agak susah memberi nama untuk seekor ikan di perairan lepas.
Tapi tidak bagi Bupati Bone Bolango, Hamim Pou. Dia baru saja memberi nama 'Sandiaga Salahuddin Uno' kepada seekor Hiu Paus yang tinggal di Teluk Tomini.
Kebetulan saat itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga memang sedang kunjungan kerja di sana. Hamim mengatakan penamaan tersebut merupakan suatu tradisi di daerah ini.
"Satu dari enam ekor hiu paus yang muncul ini kami beri nama Sandiaga Salahuddin Uno dengan panjang enam meter," ujar Hamim dikutip dari situs Kemenparekraf, Senin 6 November.
Menurutnya, hiu yang memiliki nama sama dengan Menparekraf Sandiaga ini merupakan salah satu ikan yang berukuran besar dibandingkan kawanannya yang lain.
"Ikan ini ukurannya 6,2 meter. Ini ukurannya cukup besar," ucapnya.
Hiu paus memakan plankton dan muncul ke permukaan untuk mencari makan pada pagi hari dan sore hari. Kehadiran Sandiaga di kota ini juga dipakai untuk "bercengkrama" dengan ikan yang dapat tumbuh hingga ukuran 20 meter dan berat enam ton ini.
BACA JUGA:
Minggu 7 November kemarin, setelah rutinitas olahraga paginya, Sandiaga menyempatkan diri untuk snorkeling di Pantai Botubarani. Dari hotel tempatnya menginap, Sandiaga dan rombongan bertolak ke Pantai Leato untuk berolahraga pagi. Dari sana, Menparekraf Sandiaga beserta rombongan berlari sejauh 3,2 kilometer menuju Pantai Botubarani.
Ditemani petugas dari Pangkalan TNI AL Gorontalo, Sandiaga menumpangi perahu karet yang telah disiapkan untuk terjun ke laut.
Tak perlu menunggu lama, Sandiaga bertemu dengan gerombolan hiu paus berjumlah enam ekor.
"Hari ini kita melihat keagungan Yang Maha Kuasa bahwa ada sekelompok hiu paus berjumlah enam ekor hadir di sini," kata Sandiaga dengan penuh rasa kagum usai snorkeling.
Sandiaga menekankan wisata ini perlu dinikmati dan dikembangkan dengan menerapkan konsep 3S. Yaitu spirituality, serenity, dan sustainability.
"Spirituality, menghargai kebesaran Allah dengan makhluk-Nya yang perlu kita jaga kelestariannya. S yang kedua adalah serenity, dengan kesunyian, dengan ketenangan, dengan kearifan itu yang harus kita jaga, dan S yang terakhir sustainability, keberlanjutan lingkungan," katanya.