Warga Agam Sumbar Temukan Tikus Langka, BKSDA Observasi
FOTO VIA ANTARA

Bagikan:

AGAM - Rozi Rahmat (40) warga Simpang Ampek Tapi, Lubukbasung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menemukan tikus langka  jenis bulan.

"Saya melihat satwa langka yang lagi asyik bermain sembari mencari makan di halaman depan warung dan langsung saya tangkap menggunakan alat menangkap ikan," katanya di Lubukbasung dikutip Antara, Selasa, 2 November.

Tikus itu langsung dimasukkan ke dalam kandang. Satwa itu menjadi tontonan bagi warga sekitar, mengingat mereka sebelumnya belum pernah melihat tikus tersebut yang sekilas menyerupai babi dan bulu pada badan bagian atas seperti landak.

"Satwa tersebut termasuk langka dan unik, karena dicari tahu melalui halaman pencarian Google, saya bersama teman atas nama April Yunus (34), tidak menemukan," katanya.

Mengingat itu salah satu satwa langka, ia langsung menghubungi petugas Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam.

Satwa itu langsung diserahkan ke petugas Resor KSDA Agam untuk dilepasliarkan kembali ke alam.

Sementara itu, Kepala Resor KSDA Agam, Ade Putra mengatakan tikus bulan ini sedang diobsevasi dan diidentifikasi ke kantor Resor KSDA Agam.

Dari hasil identifikasi, tikus itu jenis bulan, berkelamin jantan, berukuran besar dengan panjang tubuh hingga kepala mencapai 32-40 centimeter, panjang ekor 20-30 centimeter dan berat sekitar dua kilogram.

"Tikus bulan itu bakal kita lepasliar ke alam dalam waktu dekat," katanya.

Bulu tubuhnya didominasi bulu berwarna putih atau abu-abu keputihan dengan beberapa bulu berwarna hitam yang tumbuh menyebar. Terkadang juga memiliki bulu hitam yang lebih banyak (rapat) di bagian tubuhnya.

Selain ukuran tubuhnya yang ‘meraksasa’ dan warna bulunya, ciri khas lainnya dari tikus bulan adalah bau tubuhnya yang tajam dan khas. Baunya seperti bau kandungan amonia yang tinggi.

Bau itu digunakan untuk memperingati tikus bulan lain dan menjauhkan mereka dari predator dan bau ini juga digunakan untuk menandai wilayah kekuasaan mereka.

Moncongnya panjang dan kerap mengeluarkan air liur. Dari ciri terakhir ini sering kali tikus bulan dianggap sebagai ‘selenodon’, tikus primitif yang hidup di Eropa dan Kuba.