Misi Eksplorasi Jepang ke Sisi Terluar Bulan Mars
Satelit JAXA (Twitter @JAXA)

Bagikan:

JAKARTA - Jepang punya misi untuk mendaratkan pesawat ruang angkasanya di Phobos, salah satu bulan di Mars. Misi penjelajahan antariksa ini juga telah mendapat lampu hijau dari NASA. 

Jika berhasil, misi tersebut akan menandai pertama kalinya negara sakura itu menjajaki permukaan bulan di Mars. Begitu pula dengan kesempatan lainnya yang berpotensi untuk misi perjalanan eksplorasi di Mars.

Melansir The Verge, Badan Antariksa Jepang atau JAXA telah mengumumkan proyek Mars Exploration (MMX). Artinya tim akan segera bekerja pada perangkat keras dan lunak untuk misi sebelum peluncuran yang direncanakan pada 2024.

Diketahui, misi MMX ini akan lepas landas sekitar 2024 dan akan tiba di Mars sekitar tahun 2025. Satelit dan robot eksplorasi MMX ini akan menghabiskan waktu selama tiga tahun untuk mensurvei dan membuat peta detail permukaan kedua bulan Mars, Phobos dan Deimos. 

Nantinya pesawat ruang angkasa yang dilengkapi 11 alat penjelajah ini akan melakukan misi pengukuran dan pengambilan sample di Phobos. Jika semuanya berjalan dengan baik, misi tersebut akan kembali ke Bumi dengan sampel dari Phobos pada 2029.

Sebagai informasi, Phobos adalah target yang menarik bagi para ilmuwan dan antariksawan. Para peneliti masih belum yakin apakah Phobos dan Deimos adalah asteriod yang ditangkap oleh gravitasi Mars, atau satelit yang terbentuk setelah ledakan besar (big bang).

Misi baru ini tentunya dapat membantu menjawab berbagai pernyataan itu. Tak sedikit yang tertarik pada Phobos dan menganggapnya sebagai batu loncatan untuk misi manusia di masa depan ke Mars.

"Manusia dapat secara realistis menjelajahi permukaan hanya beberapa objek ke permukaan Phobos dan Deimos yang ada dalam daftar itu. Posisi mereka yang mengorbit tentang Mars dapat membuat mereka menjadi target utama bagi manusia untuk mengunjungi lebih dahulu, sebelum mencapai permukaan Planet Merah itu. Tetapi hanya akan mungkin setelah mengetahui hasil misi MMX," kata Jim Green seorang kepala ilmuwan di NASA.

Sebagai informasi, proyek ini juga akan dibantu oleh NASA yang berkontribusi dua alat untuk misi MMX. Alat tersebut meliputi analisis elemen di permukaan bulan dan perangkat pengambilan sampel pneumatik. Sebenarnya, peneliti NASA telah membahas misi ke Phobos selama bertahun-tahun, termasuk misi membawa manusia.

Sebelumnya, misi ini pada 1988 pernah dijalankan oleh pesawat ruang angkasa Soviet Phobos 2, yang mengirimkan penjelajah dan pendaratan ke permukaan bulan. Sayangnya, komputer pada pesawat tidak berfungsi dengan baik sebelum misi tersebut dijalankan. Lainnya, misi Phobos-Grunt Rusia yang diluncurkan pada 2011 juga gagal melewati orbit Bumi.