Pecahkan Rekor, Atronaut NASA Christina Koch Ekspedisi 328 Hari di Luar Angkasa
Astronaut NASA Christina Koch (Foto: Twitter @NASA)

Bagikan:

JAKARTA - Astronaut NASA Christina Koch berhasil membuat rekor baru, yakni astronaut perempuan Amerika Serikat (AS) yang tinggal terlama kedua di ruang angkasa dengan 328 hari berturut-turut atau selama 11 bulan. Koch menetap di International Space Station (ISS).

"Saya sangat kewalahan dan bahagia sekarang," ujar Koch seperti dikutip dari The Guardian, Minggu 9 Februari.

Pada posisi pertama masih di tempati oleh Scott Kelley, yang menghabiskan 340 hari di ruang angkasa, sebelumnya ditempati Peggy Whitson dengan catatan 289 hari menetap di ruang angkasa.

Bersama dengan rekannya astronaut asal Eropa Luca Parmitano dan kosmonot asal Rusia, Alexander Skvortsov, Koch menunggangi Soyuz yang mendarat di Bumi di padang rumput Dzhezkazgan, Kazakhstan sekitar pukul 09.12 GMT.

NASA mencatat, Koch telah melewati 5.248 orbit Bumi, dengan total jarak yang ditempuh sekitar 139 juta mil atau setara dengan perjalanan pulang-pergi ke Bulan dari Bumi. Dalam hal ini, Koch juga membuat rekor baru seberapa jauh pesawat luar angkasa itu dapat mengorbit.

"Bagi saya, semua ini tentang kehormatan yang saya rasakan untuk mengikuti jejak pahlawan saya. Penting untuk melihat orang-orang di mana saya melihat refleksi diri saya, tumbuh, ketika saya membayangkan apa yang saya bisa lakukan dengan hidup dan impian saya," kata Koch.

"Mungkin bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, adalah suatu kehormatan," lanjutnya.

Dengan menghabiskan banyak waktu di luar stasiun, Koch telah menyelesaikan perjalanan enam wahana antariksa, termasuk rekor yang pertama kali melibatkan sesama rekannya saat pelatihan di NASA, Jessica Meir pada oktober lalu.

"Sangat menyenangkan berada di tempat, di mana kamu bisa melompat-lompat di antara langit-langit dan lantai kapal, kapan pun kamu mau," ungkap Koch yang merindukan merasakan gaya berat mikro.

Ekspedisi Christina Koch saat Di ISS

Lebih lanjut, Christina Koch dan Jessica Meir melakukan perjalanan ruang angkasa khusus wanita. Keduanya menghabiskan 42 jam 15 menit di luar ISS untuk menggantikan unit kontrol daya yang gagal.

Sebelumnya, Koch mengatakan bahwa pesawat luar angkasanya akan membantu NASA untuk lebih memahami efek dari pesawat itu ketika berada di luar angkasa dalam jangka panjang, karena NASA bertujuan untuk menerbangkan kembali astronaut ke Bulan pada 2024.

Koch juga menghabiskan waktunya untuk berbagai eksperimen dan penyelidikan. Stasiun ruang angkasa dimanfaatkannya sebagai laboraturium yang dapat digunakan untuk menguji berbagai aspek kehidupan manusia sehari-hari di Bumi dengan kurangnya gravitasi.

Seperti yang diwartakan CNN juga, Bukan hanya Koch, para astronaut juga mengerjakan kegiatan sains lainnya. Terkadang, mereka adalah subjek tes, yang berkontribusi pada penelitian tentang kesehatan manusia di luar angkasa. Di lain waktu, mereka bekerja dengan para ilmuwan di Bumi untuk menguji eksperimen mereka.

Perlu diketahui, Koch dan para astronaut lain juga meneliti dampak spaceflight yakni kurangnya gravitasi di ruang angkasa menyebabkan hilangnya tulang dan otot pada manusia, sehingga Koch berfokus untuk membantu mencegah hal itu terjadi.

Perempuan berusia 41 tahun itu juga menyelidiki di mana ia mengkristal protein yang merupakan obat untuk menghalang pertumbuhan kanker dan tumor dengan memanfaatkan gaya mikro. Sementara percobaan serupa juga dilakukan di Bumi dan gagal.

Penelitian tentang biologi tanaman juga melibatkan Koch. Ia mempelajari bagaimana tanaman tumbuh di ruang angkasa. Seperti tumbuhan air mustard Mizuna yang ditanam di ISS. Hal ini bertujuan agar kedepannya para astronaut lebih banyak mendapatkan makanan segar untuk perjalanan luar angkasa di masa depan.

Lainnya, berbagai penelitian juga bertujuan untuk memahami cara api bereaksi dan berperilaku di ruang angkasa. Wawasan yang didapat meliputi bagaimana pencegahan kebakaran di pesawat ruang angkasa, serta efisiensi penggunaan bahan bakar dan mengurangi polusi di Bumi.