Bagikan:

JAKARTA - Virus misterius dari China yang kini kerap disebut sebagai Virus Corona Baru terus menyebar. Skalanya meluas. Para peneliti memeringatkan, jumlah infeksi yang jauh lebih besar dari temuan otoritas.

Dikutip BBC, otoritas telah mengonfirmasi 60 kasus di China, di mana dua di antaranya menyebabkan korban meninggal.

Penyebaran wabah penyakit pneumonia yang dikaitkan dengan virus itu berpusat di sekitar pasar makanan laut di pusat Kota Wuhan.

Sementara, menurut para peneliti, ada ribuan orang yang amat mungkin terinfeksi virus. Sebuah makalah yang diterbitkan ilmuwan MRC Centre for Global Infectious Disease Analysis di Imperial College, London memperkuat kemungkinan yang lebih buruk itu: 1.723 kasus di Wuhan per 12 Januari.

Para ilmuwan MRC Center adalah salah satu kelompok yang paling dipercaya dalam dunia kesehatan, terutama ketika berbicara tentang wabah penyakit.

World Health Organization (WHO) adalah organisasi yang kerap bergerak dengan masukan-masukan dari para ilmuwan di MRC Center.

Para peneliti mengambil jumlah kasus yang dilaporkan dari luar China sejauh ini. Lewat data lalu lintas penerbangan internasional di Bandara Wuhan, mereka menyimpulkan kemungkinan skala perluasan wabah tersebut.

"Dengan Wuhan yang telah menginfeksi tiga kasus ke negara lain (dua di Thailand dan satu di Jepang) ini telah menyiratkan ada lebih banyak kasus daripada yang telah dilaporkan," kata Neil Ferguson, salah satu penulis laporan itu, dikutip BBC, Minggu, 19 Januari.

"Secara substansial, saya lebih khawatir melihat persoalan ini ketimbang satu minggu lalu. Bagaimanapun, terlalu dini untuk khawatir," tambahnya.

Lebih lanjut, Ferguson juga mengingatkan orang-orang untuk mewaspadai penularan virus dari manusia ke manusia. "Tidak mungkin bahwa paparan hewan adalah sumber utama infeksi," kata Ferguson.

Negara-negara dunia mulai mengambil langkah serius mencegah masuknya virus. Hong Kong meningkatkan langkah deteksi, termasuk melakukan pemeriksaan suhu yang ketat terhadap pelancong dari China.

Sementara, Amerika Serikat (AS) melakukan deteksi pada setiap penerbangan dari Wuhan di Bandara San Fransisco dan JFK di New York, di mana keduanya adalah bandara yang menerima penerbangan langsung dari Wuhan.