Bertemu Presiden Joe Biden, Presiden Jokowi Bahas Pentingnya Pengembangan Ekonomi Hijau hingga Presidensi G20
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, di sela-sela pelaksanaan KTT Perubahan Iklim atau COP26 di Glasgow, Skotlandia, Senin.
Dalam pertemuan di Scottish Event Campus (SEC), Glasgow, Skotlandia, pada Senin, 1 November 2021. Presiden Jokowi mengapresiasi kerja sama yang dilakukan selama pandemi.
Kepada Presiden Biden, Presiden Jokowi menhargai kerja sama di bidang kesehatan selama pandemi dengan Amerika Serikat, di mana Washington mengirimkan vaksin COVID-19 melalui skema dose-sharing, ventilator, obat-oabtan teurapeutik, hingga alat kesehatan lainnya, mengutip situs presidenri.go.id Selasa 2 November.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia tertarik untuk menjadi bagian dari rantai pasok global di bidang kesehatan, melalui pembangunan industri kesehatan Indonesia.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara, terutama pengembangan ekonomi hijau. Menurut Presiden, Indonesia bisa menjadi mitra kerja sama ekonomi yang handal.
Isu lainnya yang dibahasa dalam pertemuan kedua pemimpin negara yakni perubahan iklim. Presiden Jokowi menekankan, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, menunjukkan hasil yang baik dalam menurunkan tingkat deforestasi secara signifikan dan tingkat kebakaran hutan yang berada pada titik paling rendah dalam 20 tahun.
"Saya akan restorasi hutan bakau hingga 600 ribu hektare dalam 3 tahun ke depan. Ini akan menjadi konservasi hutan mangrove terbesar di dunia," jelasnya.
Sementara di bidang energi, Presiden Jokowi menyebut Indonesia telah mencanangkan transformasi menuju energi baru dan terbarukan, melakukan akselerasi ekonomi berbasi teknologi hijau.
Untuk itu, Presiden mengajak Negeri Paman Sam untuk melakukan investasi pada energi baru dan terbarukan termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium.
"Saya harapkan dukungan AS melalui investasi yang mempercepat transisi energi, khususnya teknologi rendah karbon," tukas Presiden Jokowi.
Terkait dengan Presidensi Indonesia pada Kelompok Negara 20 atau G20 yang baru saja diterima dari Italia. Presiden Jokowi mengapresiasi dukungan Amerika Serikat.
Seperti diketahui, Presidensi Indonesia nantinya akan mengambil tema 'Recover Together, Recover Stronger'. Inklusivitas akan menjadi kunci presidensi Indonesia tahun depan.
Baca juga:
- Tegas, Menlu Turki ke AS: Kirim Jet Tempur F-35 atau Kembalikan Uang yang Kami Bayarkan
- Amerika Serikat Lancarkan 2.000 Operasi Mata-mata Terhadap China, Pakar Militer: Bahayakan Keamanan Kedaulatan
- Presiden Taiwan Akui Militernya Dilatih Amerika, Beijing: AS Harus Mematuhi Prinsip Satu China
- 12 Negara Eropa Desak Israel Batalkan Proyek Pembangunan 3.000 Rumah di Tepi Barat
Sejumlah hal siap didorong oleh Indonesia selama menjabat Presidensi G20, mulai dari memastikan transisi digital yang inklusif bagi pertumbuhan dan pembangunan, mendorong investasi dan alih teknologi rendah karbon yang terjangkau, serta keuangan inklusif khusunya bagi usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM), perempuan dan kelompok rentan.
"Kita harus jadikan G20 relevan tidak saja bagi anggotanya, tapi juga bagi dunia utamanya negara berkembang," papar Presiden Jokowi.
Untuk diketahui, dalam pertemuan yang digelar selama satu jam tersebut, kedua pemimpin negara juga membahas berbagai isu internasional, termasuk demokrasi, hingga konflik di Myanmar dan kondisi di Afghanistan.