Mantap! Indonesia dan Dubai Investasi Rp107,1 Triliun untuk Kembangkan Pelabuhan di Tanah Air

JAKARTA - Indonesia Investment Authority (INA) dan perusahaan logistik, Dubai Ports World (DP World) menjalin kerja sama pembangunan kelautan dan pelabuhan Indonesia dalam ekosistem manufaktur global. Adapun nilai ekonomi dari kemitraan ini bisa mencapai hingga 7,5 miliar dolar AS atau setara Rp107,1 triliun dalam jangka panjang.

Chief Executive Officer (CEO) INA, Ridha Wirakusumah mengatakan kemitraan strategis dengan DP World selaras dengan misi perseroan untuk mengoptimalkan investasi dalam sektor infrastruktur Indonesia dan sumber daya untuk memberikan pembangunan ekonomi jangka panjang.

Lebih lanjut, menurut Ridha, investasi INA berfokus pada beberapa sektor utama, seperti bandara, pelabuhan, jalan tol, kawasan industri, infrastruktur digital, layanan kesehatan, dan energi terbarukan.

Melalui kerja sama tersebut, kata Ridha, kedua belah pihak akan membentuk konsorsium dan tim kerja untuk menjajaki investasi ke dalam infrastruktur logistik di Indonesia. Termasuk investasi pedalaman, terminal darat, kargo taman, sistem jaringan pengumpan, transportasi darat, dan zona industri. Tak hanya itu, keduanya juga akan menjelajah kerja sama dengan Perusahaan Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Ridha mengatakan DP World akan berusaha untuk memanfaatkan platform investasi bersamanya dengan Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ) yang sejak diluncurkan pada tahun 2016 telah berinvestasi di 12 terminal pelabuhan secara global di berbagai tahap siklus hidup aset yang dimiliki.

"Sektor maritim dan pelabuhan Indonesia adalah kunci untuk mendukung perdagangan dan konsumsi di seluruh nusantara, dan kerjasama dengan DP World ini akan memungkinkan kami untuk menyelesaikan masalah-masalah tinggi biaya logistik dan inefisiensi pelabuhan," katanya melalui keterangannya, Senin 1 November.

Seperti diketahui, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau. Dengan luas geografisnya membuat  Indonesia bergantung pada jaringan pengiriman domestik yang kuat.

Meskipun tertinggal secara historis negara-negara tetangga dalam tingkat peti kemas dan saat ini menghadapi masalah logistik yang tinggi biaya, kata Ridha, Indonesia sudah termasuk di antara 15 negara teratas dalam hal lalu lintas peti kemas dan memiliki banyak potensi untuk berkembang lebih jauh.

Selanjutnya, kata Ridha, tingkat peti kemas di Indonesia hanya akan meningkat mengingat konsumsi dan produksi domestik yang terus meningkat.

"Kami yakin bahwa DP World dapat bekerja sama dengan baik dengan kami untuk menciptakan jaringan pengiriman domestik yang kuat dan menambah nilai bagi investor, bisnis, dan karyawan. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, instansi pemerintah lainnya dan Pelindo atas dukungan kuat mereka," jelasnya.

Sementara itu, CEO DP World & MD Asia Pacific dan Australasia Glen Hilton menjelaskan, melalui kerja sama itu, pihaknya akan memperkenalkan praktik terbaik bisnis globalnya ke Indonesia, termasuk operasional optimalisasi, inovasi layanan, teknologi disruptif, dan prinsip keselamatan. Termasuk akan membawa teknologi canggih dalam pengelolaan bisnis logistik ke Tanah Air.

Adapun tujuannya agar sistemnya dapat dijalankan secara otomatis untuk menghilangkan inefisiensi, hyperloop sistem untuk pengiriman kargo cepat, dan 100 persen sarana transportasi kargo listrik yang berkelanjutan.

"Bersama dengan INA, kami akan fokus pada membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan untuk menciptakan nilai di seluruh rantai pasokan Indonesia. Dengan menggabungkan pengalaman kami dan disruptif teknologi dengan mandat INA untuk memaksimalkan dampak ekonomi, kami optimistis dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan Indonesia," kata Hilton.