Intensitas Serangan OPM Meningkat, Mahfud MD: Ambil Momentum G20 untuk Tarik Perhatian Luar Negeri
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai Organisasi Papua Merdeka (OPM) tengah mencari perhatian di tengah gelaran KTT G20 dengan meningkatkan intensitas serangan mereka.
Ia menduga sejumlah serangan yang dilancarkan oleh gerakan separatis ini semata-mata untuk mencuri perhatian dunia sebagai usaha untuk memerdekakan Papua.
"Kesan kami OPM itu selalu mengambil momentum untuk menarik perhatian di luar negeri. Saat ini Presiden sedang di luar negeri dan bertemu dengan tokoh-tokoh G20. Nah, OPM ini memanfaatkan momentum itu," kata Mahfud kepada wartawan, Senin, 1 November.
Hanya saja, eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini yakin upaya itu tak akan membuahkan hasil apapun mengingat tak ada pembahasan mengenai isu separatis di Papua.
Mahfud mengatakan dunia internasional saat ini punya fokus lain yang akan dibahas dalam tiap agenda pertemuan. Salah satunya terkait dengan penyelamatan lingkungan hidup hingga kesejahteraan masyarakat.
"Di lembaga-lembaga internasional yang resmi, masalah separatisme Papua tidak pernah diagendakan. dunia internasional melihat Papua seperti daerah lain, misalnya masalah penyelamatan lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat. Bukan soal disintegrasi," tegasnya.
Baca juga:
- Pertanyaan yang Harus Terjawab dalam Kasus Luhut-Haris Azhar dan Fatia
- KKB Serang Nakes Hingga Tewas, Perlindungan Pemerintah Dipertanyakan
- Tanggapi Uji Materi MK Soal UU COVID-19, Mahfud MD: Putusan Ini Memperkuat Posisi Pemerintah
- 4 Tokoh Dapat Gelar Pahlawan pada 10 November, Salah Satunya Usmar Ismail
Meski begitu, Mahfud menegaskan pihaknya selalu memantau perkembangan terkini di Papua termasuk pergerakan kelompok separatis tersebut. Ia selalu mendengarkan permembangan ini dari Polri, TNI, dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Tak hanya itu, ia juga selalu meminta kepada TNI dan Polri untuk melakukan tindakan secara terukur supaya korban masyarakat sipil tidak terus berjatuhan.
"Seperti masyarakat tahu, POLRI dan TNI sudah sangat berhati-hati melindungi warga sipil. Tapi, anda tahu OPM itu selalu menyerang dari belakang dan menjadikan warga sipil sebagai tameng dan korban," pungkasnya.