Saat Raker KPK di Hotel Berbintang Lima di Yogyakarta Dikritik Novel Baswedan
JAKARTA - Kegiatan Rapat Kerja Organisasi dan Tata Kelola (Ortaka) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat kritikan karena dilaksanakan di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta yang merupakan hotel bintang lima. Etis atau tidaknya rapat ini juga disinggung oleh pengkritik kegiatan ini yaitu mantan penyidik komisi antirasuah, Novel Baswedan.
Melalui akun Twitternya @nazaqistha, Novel Baswedan mengkritisi agenda raker yang dilaksanakan sejak Rabu kemarin, 27 Oktober hingga 29 Oktober mendatang di Hotel Sheraton Mustika dan sejumlah tempat lainnya di Yogyakarta.
Ia bahkan mengatakan mengatakan, dari informasi yang didapatkannya ada sejumlah kegiatan yang akan dilakukan Pimpinan KPK dan pejabat tinggi di lembaga itu. Termasuk bersepeda santai dari satu titik ke titik lain.
"Pimp KPK + pejabat utamanya besok & lusa, laks raker di Hotel Seraton Yogya. Dilanjut dgn Jumat pagi acara sepeda santai start Mapolsek Semplak - warung Kopi Kali Urang Yogya," kata Novel seperti dikutip dari Twitternya.
Dia kemudian mempertanyakan kepentingan dari rapat tersebut digelar di hotel berbintang tersebut. Apalagi, acara raker ini dilakukan di tengah pandemi COVID-19.
"Etis nggak sih? Ditengah pandemi & kesulitan mengadakan acara begini," tanyanya.
Baca juga:
- Dengan Santai KPK Jawab Kritikan Novel Soal Rapat di Jogja: Sudah Diagendakan Jauh-jauh Hari
- Firli Bahuri dan Pejabat KPK Lain Raker di Sheraton Jogja, Novel Baswedan: Etis Enggak Sih di Tengah Pandemi Gelar Acara Begini?
- Supervisi Kasus Pengadaan Benih Bawang Merah di NTT, KPK: Kerugian Negara Rp5,2 Miliar
- Laporan Masyarakat NTT ke KPK Sejak 2018 Kian Menurun, 2021 Masih Nihil
Dalam panduan peserta yang beredar luas, kegiatan dilaksanakan sejak 27 Oktober. Pada hari itu ada sejumlah acara termasuk mendengarkan pemaparan materi bertajuk Strategic Learning: Transformasi Organisasi menuju Purpose-Driven Organization yang disampaikan Ignasius Jonan.
Berikutnya, pada malam hari dilanjutkan dengan acara indoor team building yaitu fun game dan team work yang diikuti 55 orang peserta yang dibagi jadi lima grup.
Sementara pada Kamis, 28 Oktober acara dilanjutkan dengan paparan rapat tinjauan kinerja KPK. Sedangkan Jumat, 29 Oktober para peserta akan menuju Mapolsek Ngemplak Jogja untuk melaksanakan sepeda santai menuju Warung Kopi Klothok yang ada di kawasan Kaliurang.
Setelah sepeda santai dilakukan, para peserta akan kembali ke hotel untuk mendengarkan arahan dan poin keputusan raker.
Kritikan yang disampaikan Novel ini kemudian ditanggapi KPK. Sekjen KPK Cahya H Harefa mengatakan, pelaksanaan rapat di Yogyakarta ini sebenarnya sudah diagendakan sejak lama tapi terkendala akibat pandemi COVID-19. Tak hanya itu, perencanaan secara matang termasuk perhitungan anggaran juga sudah dilakukan.
"Rapat intensif yang digelar di Yogyakarta ini telah diagendakan jauh-jauh hari baik dari aspek perencanaan anggaran maupun rancangan pelaksanaannya, namun harus tertunda karena kondisi pandemi dan baru bisa dilaksanakan saat ini," tegasnya.
Dia juga menegaskan, raker ini perlu dilakukan sebagai bagian dari upaya harmonisasi regulasi dan penyempurnaan struktur organisasi, guna mendukung tugas dan fungsi komisi antirasuah sesuai dengan UU KPK Nomor 19 Tahun 2019.
Apalagi, baru-baru ini komisi antirasuah baru saja merampungkan tahapan peralihan status pegawai menjadi aparatur sipil negara (ASN). "Kami perlu melakukan harmonisasi regulasi dan penyempurnaan struktur organisasi guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KPK sesuai UU tersebut," ungkap Cahya.
Dengan berbagai alasan inilah, KPK kemudian menggelar rapat intensif di Yogyakarta yang melibatkan pimpinan dan pejabat struktural sebagai langkah finalisasi rumusan penyesuaian aturan dan struktur organisasi.
Setelah penyesuaian dilakukan, Cahya mengatakan tugas memberantas korupsi lewat pencegahan, penindakan, maupun pendidikan yang dilakukan KPK bisa berjalan efektif dan efisien sesuai regulasi yang kuat.
"Pelibatan pimpinan dan para pejabat struktural ini juga penting untuk menyelaraskan seluruh program kerja KPK, membangun kerjasama antar-tim dan unit kerja, yang pada akhirnya bisa menguatkan kinerja kelembagaan," pungkasnya.