Farhat Abbas On Fire! Klaim Lebih Bijaksana dari Jokowi, Lebih Berani dari Anies, Lebih Cerdas dari Ganjar Pranowo
JAKARTA - Farhat Abbas bikin panggung politik tanah air heboh. Dengan mendirikan Partai Pandai, Farhat berencana tampil sebagai salah satu calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.
Di podcast Deddy Corbuzier yang diunggah di kanal Youtube, Rabu, 27 Oktober hari ini, Farhat mengklaim kalau dirinya akan lebih hebat dari deretan presiden yang pernah memimpin negeri ini. Termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jokowi ada baiknya tapi ada beberapa kekurangan yang perlu kita kritik. Saya akan lebih cepat, lebih bijaksana, lebih rendah hati, lebih sederhana. Jokowi ya lewat kalau saya jadi presiden, saya akan lebih hebat dari Presiden Jokowi. Saya akan lebih hebat dari calon-calon sebelumnya sehingga saya tampil maju ke depan," ucap Farhat Abbas.
Baca juga:
- Wagub Riza Sebut Sopir TransJakarta Jadi Tersangka, Polisi Buka Kemungkinan Walau Belum Ada Bukti Kuat
- Wagub DKI Riza Sebut Sopir Transjakarta Jadi Tersangka, Polisi Membantah: Belum Ada Penetapan
- Wagub DKI Sebut Maraknya Aksi Pesepeda Dijambret karena Bertambahnya Pengangguran di Masa Pandemi
- Sederet Pengakuan Rachel Vennya Soal Mobil Berpelat RFS, Sengaja Ubah Warna dan Tak Bayar Pajak
Tak hanya Jokowi, sejumlah nama yang dijagokan dalam survei elektabilitas calon presiden, mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menhan Prabowo Subianto hingga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga mampu dilampaui Farhat.
"Coba anda lebih apa dari Jokowi?," tanya Deddy.
"Akan lebih cepat, lebih tegas," jawab Farhat.
"Lebih apa dari Prabowo," tanya Deddy
"Dengan Prabowo saya lebih baik lagi, dengan Anies Baswedan lebih berani lagi," balas Farhat.
"Dengan Ibu Puan Maharani, anda lebih apa,?" tanya Deddy.
"Lebih semangat lagi," balas Farhat.
"Anda dibandingkan dengan Ganjar Pranowo?"
"lebih cerdas lagi," tegas Farhat.
Farhat menyebutkan, visi dirinya untuk menjadi Presiden di 2024 adalah menciptakan Indonesia yang berdaulat, penerapan hukum yang berkadilan dan berketuhanan. Paling penting, hukum tidak boleh dijadikan instrumen untuk memenjarakan lawan-lawan politik.
"Saya selalu mengatakan setiap orang harus mempunyai jiwa dan kepribadian presiden, setiap orang Indonesia," tegas Farhat.