Teleskop NASA Berhasil Identifikasi Planet Ekstrasurya di Galaksi Lain
JAKARTA - Badan Antariksa Amerika (NASA) baru saja mengumumkan telah menemukan planet pertama di luar galaksi Bima Sakti, dengan menggunakan teleskop Chandra X-ray Observatory milik NASA.
Penemuan ini tentunya dapat membuka jendela baru untuk mencari planet ekstrasurya pada jarak yang lebih jauh dari sebelumnya. Planet ekstrasurya yang diyakini para ilmuwan telah mereka temukan di galaksi tetangga, yang dikenal sebagai M51, atau Galaksi Pusaran Air karena bentuknya yang khas, akan berjarak sekitar 28 juta tahun cahaya
Sebuah planet ekstrasurya adalah planet di luar Tata Surya, yang biasanya mengorbit bintang selain Matahari di galaksi kita. Hingga saat ini, semua exoplanet lain telah ditemukan di Bima Sakti, dan sebagian besar telah ditemukan kurang dari 3.000 tahun cahaya dari Bumi.
"Kami mencoba membuka arena baru untuk menemukan dunia lain dengan mencari kandidat planet pada panjang gelombang sinar-X, sebuah strategi yang memungkinkan untuk menemukannya di galaksi lain," ungkap pemimpin penelitian tersebut, Rosanne Di Stefano seperti dikutip dari CNN Internasional, Selasa, 27 Oktober.
Di Stefano dan rekannya mencari penurunan kecerahan sinar-X yang diterima dari biner terang sinar-X. Sistem bercahaya ini biasanya berisi bintang neutron atau lubang hitam yang menarik gas dari bintang pendamping yang mengorbit dekat. Material di dekat bintang neutron atau lubang hitam menjadi sangat panas dan bersinar dalam sinar-X.
Karena daerah yang menghasilkan sinar-X terang itu kecil, sebuah planet yang lewat di depannya dapat menghalangi sebagian besar atau semua sinar-X, membuat planet transit lebih mudah dikenali karena akan menghalangi sebagian besar atau semua sinar-X. Ini memungkinkan exoplanet dideteksi pada jarak yang jauh lebih jauh.
Baca juga:
- Ini 5 Aplikasi Gitar yang Menarik untuk Pemula dan Profesional
- Inggris Batal Terapkan Skema Pembayaran Makan Siang dengan Pengenalan Wajah, Ini Alasannya!
- Pinjol Ilegal Dikendalikan dari Luar Negeri, Punya Server di Singapura, India, dan China
- Ilmuwan Ungkap Ternyata Bumi Lebih Sering Dihujani Asteroid Hingga Kadar Oksigen Menurun
Meski demikian, salah satu tantangannya adalah para peneliti harus menunggu lebih lama untuk memastikan apakah mereka telah menemukan planet ekstragalaksi. Karena orbitnya yang besar, kandidat planet tidak akan melintas di depan pasangan binernya selama 70 tahun lagi, yang berarti perlu waktu puluhan tahun untuk mengonfirmasi pengamatan.
Jika planet itu ada kemungkinan harus selamat dari ledakan supernova yang menciptakan bintang neutron atau lubang hitam. Masa depannya pun diklaim sangat berbahaya. Pada titik tertentu, bintang pendamping juga bisa meledak sebagai supernova dan meledakkan planet sekali lagi dengan tingkat radiasi yang sangat tinggi.
Ke depannya, para peneliti berencana akan mencari transit sinar-X di sumber sinar-X Bima Sakti untuk menemukan planet-planet baru terdekat di lingkungan yang tidak biasa.