Pemerintah Usahakan Molnupiravir untuk Obat COVID-19 Bisa Digunakan di Akhir Tahun Ini

JAKARTA - Pemerintah terus mengupayakan pengadaan obat-obatan COVID-19 sebagai persiapan menghadapi gelombang lanjutan penularan virus. Salah satu obat yang tengah diusahakan adalah antivirus Molnupiravir buatan Merck, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahkan mengatakan saat ini pemerintah sudah dalam tahapan finalisasi kesepakatan. Sehingga diharapkan akhir tahun nanti obat antivirus ini sudah bisa digunakan di Tanah Air.

"Kami sudah sampai di tahap finalisasi agreement agar Indonesia bisa mengadakan tablet Molnupiravir diusahakan di akhir tahun ini," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 25 Oktober.

Tahapan tersebut dilakukan setelah dia dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berkunjung ke Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan dengan Merck beberapa minggu lalu.

"Sehingga kita punya cadangan cukup jika ada potensi gelombang berikutnya," tegas mantan Wakil Menteri BUMN.

Tak hanya itu, pemerintah juga terus menjajaki kerja sama dengan pabrikan tersebut agar Merck mau membuat pabrik di Indonesia.

"Kami sudah menjajaki dengan mereka agar bisa membangun pabrik obatnya juga di Indonesia termasuk bahan baku obatnya," ungkap Budi.

Diberitakan sebelumnya, ada sejumlah obat-obatan terapi COVID-19 yang kini tengah diuji oleh pemerintah. Salah satunya, adalah obat yang berkategori monoklonal antibodi yaitu Bamlanivimab dan Etesevimab.

Selain itu, pemerintah juga sedang menjajaki dan mempelajari obat antivirus baru yang dianggap menjanjikan seperti Molnupiravir produksi Merck, AT527 produksi Atea Pharmaceuticals, serta Proxalutamide yang diproduksi oleh Kintor Pharmaceticals.