Kinerja BUMN Semen Ini Diprediksi Positif hingga Akhir 2021 meski China Sedang 'Mengirim' Sentimen Negatif
JAKARTA - Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada meyakini kinerja PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) masih positif seiring meningkatnya permintaan semen meski dalam sepekan terakhir harga saham SMBR mengalami koreksi.
"Semester tahun ini permintaan Semen Baturaja mulai meningkat, secara year on year juga meningkat dan mampu membukukan laba dari sebelumnya rugi. Ini bisa menjadi booster atau sentimen positif pelaku pasar," ujar Reza dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Senin 25 Oktober.
Dalam sepekan terakhir, harga SMBR mengalami koreksi 3,01 persen di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuatif meski mengalami kenaikan dalam satu bulan terakhir.
Menurut Reza, kenaikan IHSG dari 6.100-an hingga ke 6.680-an banyak ditopang oleh aksi beli di saham-saham bank dan energi. Meski demikian, ada katalis negatif dari China.
"Ada sentimen negatif dari China di mana mereka berencana untuk memangkas harga komoditas," ujar Reza.
Sementara itu, pengamat Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, meski pergerakannya berada dalam tren penurunan setidaknya dalam satu minggu terakhir, namun kinerja korporasi SMBR masih positif.
"Sebenarnya posisi SMBR dan industri semen pada umumnya di tahun ini masih berada dalam posisi over supply," ujar Yusuf.
Volume penjualan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) tumbuh positif. Realisasi penjualan SMBR hingga September 2021 mencapai 1,34 juta ton.
Vice President Corporate Secretary Semen Baturaja Doddy Irawan mengatakan, realisasi tersebut tumbuh 5 persen jika dibandingkan dengan volume di periode yang sama tahun lalu sebesar 1,28 juta ton. Adapun realisasi penjualan SMBR periode September 2021 tumbuh 6 persen jika dibandingkan dengan volume Agustus.
SMBR juga mengoptimalkan penggunaan batubara berkalori rendah dari sumber yang paling ekonomis. Selain itu, perseroan juga memperbanyak rekanan vendor penyuplai batubara.
Baca juga:
Emiten yang berbasis di Sumatera Selatan tersebut menargetkan penjualan semen sebanyak 2.189.534 ton pada tahun ini atau meningkat 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
SMBR pun menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp84,9 miliar. Dana belanja modal tersebut digunakan untuk mendukung sejumlah agenda bisnis perseroan pada tahun ini.
Salah satunya diprioritaskan untuk kegiatan penambangan untuk memastikan cadangan batu kapur, dengan mempersiapkan lahan tambang baru di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan yang telah memiliki progres sebesar 77,92 persen.
Selain itu, SMBR juga menyiapkan investasi untuk pengembangan program efisiensi operasional perusahaan.