Peternak Lebah Prancis Mungkin Alami Panen Madu Terburuk karena Perubahan Iklim

JAKARTA - Para peternak lebah di Prancis memperkirakan akan menghadapi panen terburuk mereka dalam beberapa dekade karena perubahan iklim telah mencegah lebah menghasilkan madu.

Perubahan iklim telah menyebabkan cuaca dingin dan basah yang tidak sesuai musim. Asosiasi peternak lebah UNAF mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang diterima dari asosiasi regional, para peternak lebah memperkirakan panen madu pada 2021 akan mencapai 7.000 hingga 9.000 ton, atau sekitar sepertiga dari panen pada 2020.

"Ini akan menjadi panen terburuk dalam sejarah organisasi kami, yang terburuk dalam setidaknya 50 tahun," kata presiden UNAF Christian Pons kepada Reuters, Selasa, 19 Oktober.

UNAF (Union of Families Association) adalah platform lembaga swadaya masyarakat yang bekerja untuk membela dan mempromosikan hak dan kesejahteraan keluarga sejak 1988 yang bergerak dari suatu perspektif inklusif keragaman keluarga.

Pons mengatakan peternak lebah di seluruh Eropa telah dilanda cuaca buruk dan perubahan iklim akan berdampak jangka panjang pada produksi madu.

UNAF menyebutkan bahwa 2021 akan menjadi tahun bencana bagi panen madu karena kondisi yang sangat sulit bagi lebah pada musim semi dan musim panas yang diwarnai dengan periode salju, dingin, hujan, dan angin utara yang lama. Namun, kondisi itu tidak terjadi di beberapa daerah langka di Prancis.

"Perubahan iklim, yang dirasakan peternak lebah selama lebih dari 15 tahun, benar-benar memukul kami," kata UNAF, yang juga menyebutkan bahwa musim berbunga menjadi lebih awal dan lebih pendek.

Di banyak tempat, musim madu sekarang berakhir setelah Juli, sementara sebelumnya musim madu berlangsung selama beberapa minggu saat musim panas.

Karena musim salju dan hujan yang terlambat, hampir tidak akan ada madu akasia pada tahun ini, untuk dua tahun berturut-turut. Sementara produksi madu rosemary, thyme dan heather, serta panen madu dari bunga kastanye dan matahari sangat buruk bahkan hingga hampir nol.

Panen madu hutan, gunung dan pinus juga mengecewakan karena musim berbunga terlalu pendek dan hanya madu lavender di wilayah tenggara Mediterania Prancis yang menghasilkan panen yang baik, kata UNAF.

Organisasi tersebut memperkirakan bahwa Prancis mengonsumsi sekitar 40.000 ton madu per tahun dan mengimpor lebih dari 30.000 ton, sementara volume ekspor madu tahun ini akan sangat rendah.

"Sedikit demi sedikit, perubahan iklim merugikan bisnis kami. Pada tingkat ini, madu Prancis akan semakin berkurang," kata Pons.