5 Hal yang Perlu Dijelaskan pada Anak Tentang Perceraian Orang tua
JAKARTA – Kesehatan mental selama masa pertumbuhan anak merupakan tanggungjawab orang tua. Meskipun orang tua memilih untuk berpisah, ada hal-hal yang perlu dijelaskan dengan tetap memastikan menjaga kesehatan psikologis anak.
Perceraian adalah keputusan yang berat, termasuk menghadapi sejumlah tantangan setelahnya. Menjelaskan perceraian kepada anak-anak juga hal yang paling sulit. Dilansir Survive Divorce, Jumat, 15 Oktober, perceraian orang tua akan memengaruhi emosional anak pada segala usia.
Cara menyampaikan perceraian kepada anak tergantung beberapa hal, antara lain bagaimana hubungan Anda dengan mereka, tingkat kekacauan di rumah, usia anak, dan hubungan Anda dengan pasangan. Meskipun perpisahan sangat pahit, tetapi orang tua perlu mengambil jeda sejenak untuk meratapi dan mempertimbangkan kebaikan anak-anak.
Supaya trauma emosional tidak terjadi, Anda dan pasangan perlu membuat strategi. Cobalah memberitahu kondisi bersama-sama dan memberikan jaminan akan membersamainya. Merencanakan poin-poin yang akan disampaikan pada anak sangat diperlukan. Beberapa pasangan bahkan meminta bantuan ahli atau psikolog untuk menemukan apa dan bagaimana cara tepat menyampaikan pada buah hati.
Sebelum menyampaikan hal-hal penting tentang perpisahan Anda dan pasangan, pastikan pesan disampaikan sesuai usia agar tak terjadi kesalahpemahaman. Apabila anak-anak memiliki berbagai usia, siapkan beberapa dengan beberapa format. Terakhir, pilih waktu dan tempat yang tepat serta bersiap untuk menjawab pertanyaan anak-anak secara tepat.
Apa saja hal yang perlu disampaikan kepada anak tentang perpisahan orang tuanya? Berikut daftarnya.
1. Perceraian yang terjadi bukan kesalahan mereka
Beberapa anak secara naluriah mungkin akan menyalahkan diri sendiri atas kegagalan pernikahan orang tuanya. Jadi jangan biarkan rasa bersalah tumbuh dengan mengakui peran Anda dan pasangan yang telah ditempuh untuk menjaga biduk rumah tangga meski akhirnya tak bisa berlayar kembali.
2. Beri tahu bahwa Anda dan pasangan mencintai mereka
Orang tua perlu mengekspresikan rasa cintanya pada buah hati. Anak perlu merasakan, melihat, dan mendengarkan bahwa Anda mencintai mereka.
3. Jelaskan bahwa Anda, pasangan, dan anak-anak masih satu keluarga
Memberi penjelasan tentang dua rumah yang berbeda tetapi tetap satu keluarga perlu dilakukan. Peran masing-masing mungkin akan berubah, tetapi hubungan darah tidak akan bergeser. Jelaskan hal ini pada buah hati Anda dan yakinkan bahwa ayah dan ibu tetap ada membersamainya.
4. Hindari menjelaskan penyebab detil keputusan bercerai
Tetaplah menjelaskan secara lugas tetapi singkat. Jelaskan tentang perubahan yang mungkin akan terjadi dan ini adalah pilihan terbaik yang bisa dilakukan Anda dan pasangan. Tekankan bahwa perubahan tersebut tidak mudah tetapi kebahagiaan tetap akan diusahakan bersama-sama.
5. Beri kesempatan anak mengajukan pertanyaan
Perpisahan mungkin asing bagi Anda dan pasangan, pun bagi anak-anak. Artinya, beri kesempatan anak mengajukan pertanyaan pada setiap tahapan. Pertanyaan dari anak mungkin tidak saat itu juga diajukan, tetapi cobalah tetap terbuka dan berusaha menjawab pertanyaan mereka secara bijak.
Apabila anak berusia di bawah atau kisaran lima tahun, kemungkinan mereka tidak banyak memahami konsep perceraian. Mereka juga tidak punya gambaran bagaimana ke depan. Ketika berbicara tentang perceraian pada anak usia ini, sampaikan dengan sederhana dan konkret. Beri tahu pada mereka bahwa siapa yang akan pindah dan seberapa sering akan bertemu dan membersamai.
Baca juga:
Pada anak usia 6-8 tahun, mereka sudah mulai membangun dunia di luar dirinya termasuk relasi dengan teman sekolah dan lingkungan. Artinya perlu dijelaskan bagaimana perceraian akan memengaruhi bagaimana berhubungan dengan orang tuanya.
Anak usia 9-11 tahun memiliki kemampuan kognitif dan memberikan penilaian. Anda dan pasangan harus lebih bijak dan mengenali situasi anak. Mungkin Anda bisa memberikan referensi tentang perpisahan sehingga bisa memproses yang dialami dan beradaptasi.
Anak usia remaja atau 12-14 tahun mengalami fase pubertas. Anda dan pasangan perlu lebih halus dalam menyampaikan perpisahan serta berhati-hati dengan ledakan emosi dari anak-anak.
Selanjutnya, usia anak 15-18 tahun sudah memiliki kemandirian tetapi mungkin emosi-emosi tersembunyi perlu digali. Orang tua yang bercerai dan memiliki anak usia mandiri, perlu menjalin komunikasi yang sehat supaya ia tetap merasa aman dan seimbang secara emosional.
Pada anak usia 18 ke atas, orang tua perlu memisahkan kemarahan dan kecemasan sehingga anak tidak merasa terbebani. Paling penting, temukan cara untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama mereka dan menunjukkan bahwa mereka penting bagi hidup Anda.