IHSG Rabu Diproyeksi Melemah, Analis Rekomendasikan Saham Pakuwon dan HM Sampoerna
JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Rabu 13 Oktober berpotensi mengalami koreksi terbatas, setelah kemarin ditutup menguat 0,41 persen ke level 6.486.
Analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, yang mengatakan pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini berpotensi mengalami pelemahan berdasarkan analisa teknikal.
"Kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang untuk bergerak melemah terbatas dan di-trading-kan pada kisaran 6.432-6.507," kata Nico Demus dalam risetnya.
Dia menyebutkan, pergerakan IHSG akan dibayangi sentimen negatif terkait perlambatan ekonomi di China yang direspons Beijing dengan menerapkan kebijakan fiskal secara ketat dan belum membuka stimulus tambahan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut Nico Demus, China juga berpotensi mengalami kenaikan risiko ekonomi, jika terlalu banyak memberi dukungan terhadap Evergrande dan perusahaan properti lain yang terdampak kondisi perlambatan ekonomi. Tetapi jika tidak membantu Evergrande, hal tersebut berpotensi menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap sistem keuangan.
"Di tengah potensi perlambatan China yang sudah terlihat, IMF juga baru saja memberikan peringatan akan adanya risiko penurunan yang mendadak dan tajam pada harga ekuitas global dan nilai perumahan," ucap Nico Demus.
Baca juga:
Sementara itu dari dalam negeri, lanjut dia, terdapat sentimen negatif mengenai laju inflasi yang tetap terjaga pada posisi stabil, meski kenaikan harga bahan baku menjadi indikasi awal bakal terjadinya kenaikan inflasi.
"Bank Indonesia memproyeksikan tingkat inflasi pada Oktober 2021 masih terjaga pada level 0,05 persen (m-t-m). Sehingga jika proyeksi tersebut dapat terealisasi, perkiraan inflasi Oktober 2021 naik menjadi 0,85 persen (y-t-d) dan 1,59 persen (y-o-y)," tuturnya.
Pada perdagangan hari ini, kata Nico Demus, Pilarmas Sekuritas merekomendasikan investor untuk mengakumulasi pembelian saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM).