Vaksin COVID-19 yang Akan Dipakai Indonesia Sudah Aman Dicoba pada Hewan
JAKARTA - PT Bio Farma menunjuk Universitas Padjajaran (Unpad) sebagai pelaksana uji klinis vaksin COVID-19. Ketua tim riset uji klinis vaksin Unpad, Kusnandi Rusmil menjelaskan, vaksin ini sudah diuji coba pada hewan dan dinyatakan aman.
Sebelum bisa digunakan secara luas, pengembangan vaksin harus menjalani tahap preklinis dan klinis. Pada tahap preklinis, antigen vaksin diperiksa kestabilannya, baik secara fisik maupun kimia. Hasilnya, vaksin tersebut secara fisik dan kimia sudah stabil.
"Hasil pengujian menunjukkan bahwa vaksin yang disuntikkan ke hewan tetap aman dan membentuk zat anti," kata Kusnadi Rusmil dilansir dari situs Unpad, Rabu, 22 Juli.
Setelah penggunaan vaksin dinyatakan aman pada hewan, vaksin akan diujicoba ke manusia. Kata Kusnadi, proses uji klinis ke manusia terdiri dari tiga fase. Fase pertama, diujikan kepada 100 orang dewasa.
Baca juga:
Jika dinyatakan aman, uji coba masuk kepada fase kedua, yaitu uji coba kepada minimal 400 orang. Setelah kembali berhasil, uji coba selanjutnya masuk ke fase 3, yaitu dengan jumlah relawan mencapai ribuan orang.
"Saat ini, rencana kerja penelitian tengah menunggu persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad. Rencananya, sebanyak 1.620 relawan di Kota Bandung akan menjadi subyek pengujian vaksin," ucap Kusnadi.
Vaksin ini didatangkan oleh PT Bio Farma dari perusahaan Sinovac asal China. Bio Farma menerima 2.400 vaksin pada 19 Juli 2020 lalu dan melakukan uji klinis bersama Unpad yang telah 20 tahun melakukan pengujian mengenai vaksin.
Kusnadi menjelaskan alasan pemilihan vaksin dari China. Kata dia, saat ini baru vaksin asal Tiongkok yang sudah siap dilakukan uji klinis tahap 3. Ia menyebut bahwa pengembangan vaksin Covid-19 memerlukan pengujian yang panjang.
"Kenapa pakai vaksin asal China? Karena baru China yang sudah melakukan penelitian hingga ke fase III. Kita harus cepat menggunakan vaksin ini karena kita sudah banyak korbannya," tutur Kusnadi.