Kala Erick Thohir Ingin Ikut Pilpres: PPP Mencermati, Golkar Membuka dengan Senang Hati

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir jadi sosok potensial baru yang berpeluang maju pada Pilpres 2024. Elektabilitas Erick belakangan ini juga mengalami peningkatan sebagai calon presiden. Namun, Erick harus mencari kendaraan politik apabila ingin maju dalam kontestasi lima tahunan itu.

Menanggapi kasak-kusuk Erick siap maju pilpres, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan membuka pintu lebar untuk mengusung paslon capres-cawapres di Pemilu 2024 dari luar partai. 

 

Bahkan, partai Kakbah tengah mengamati calon-calon potensial termasuk Erick Thohir. 

 

"Dan kami saat ini terus mencermati sejumlah sosok termasuk yang berada di kabinet seperti Erick Thohir, Sandiaga Uno, Mahfud MD, Tito Karnavian, Budi Gunawan, disamping Menteri PPN/Kepala Bappenas yang adalah ketua umum PPP sendiri," ujar Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani kepada VOI, Kamis, 7 Oktober. 

 

Selain para menteri yang masuk dalam bursa capres, PPP juga melirik sejumlah nama kepala daerah. Tak terkecuali, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

 

"Jadi beliau-beliau itu terbuka untuk diusung oleh PPP. Demikian juga para gubernur seperri Khofifah, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo," jelas Ketua Fraksi PPP di DPR itu. 

 

PPP memandang, Erick Thohir merupakan sosok potensial yang mumpuni untuk ditampilkan dalam Pilpres 2024. 

"Kalau ditanya soal Pak Erick Thohir, maka PPP melihatnya sebagai salah satu sosok yang potensial untuk ditampilkan," ungkap Arsul.

 

Hanya saja, kata dia, PPP belum bisa menetapkan satu nama untuk dijadikan calon presiden yang didukungnya. Sebab, Pilpres 2024 masih berjalan 2-3 tahun lagi. 

"Baru identifikasi, belum menetapkan. Kan masih lama pemilunya," tandas Arsul.

 

Sementara, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Korbid Pemenangan Pemilu, Ahmad Doli Kurnia, mengatakan pihaknya mempersilakan Erick Tohir untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang. Menurutnya, pencalonan tersebut sangat lah wajar. 

"Gak ada yang melarang, kita semua punya hak memilih dan dipilih. Jadi setiap orang yang merasa terpanggil kemudian siap menjadi apapun termasuk capres atau cawapres itu hak konstitusi masing-masing warga negara Indonesia. Jadi itu sesuatu yang biasa saja," ujar Doli di Gedung DPR, Kamis, 7 Oktober. 

Namun terkait pencapresan dari Golkar  kata Doli, pihaknya sudah memutuskan Ketua Umum Airlangga Hartarto. 

 

"Kita sudah punya Ketua Umum Pak Airlangga Hartarto," katanya. 

Soal calon wakil presiden, lanjutnya, Partai Golkar baru akan membangun koalisi dengan siapa pun.

 

"Kemudian berpaket dengan siapa cawapres-nya, Golkar sampai hari ini masih terbuka membangun komunikasi dengan berbagai kekuatan politik manapun untuk membangun koalisi bersama dan juga untuk menentukan capres dan cawapres," jelas Ketua Komisi II DPR itu.

 

Termasuk, tambahnya, Menteri BUMN Erick Tohir. Asalkan, Erick memiliki platform dan visi misi yang sama dengan Golkar maka partai beringin membuka pintu untuk bergabung. 

 

"Kalau capres kita sudah punya Airlangga, kalau mau gabung ke Golkar silahkan. Golkar terbuka, jadi siapa saja yang merasa punya platform yang sama adalah nasionalis religius. Kita juga punya doktrin karya kekaryaan bagaimana melakukan proses pembangunan untuk rakyat dan segala macam. Siapa saja yang punya platform dan visi yang sama kita terbuka menerima dengan senang hati," pungkas Doli.