Promotor Diminta Bentuk Asosiasi demi Mendukung Perkembangan Event Musik di Indonesia
JAKARTA - Dunia hiburan, khususnya pertunjukan musik di Indonesia menjadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat terjangan pandemi COVID-19. Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong promotor musik lokal untuk membentuk Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) sebagai forum komunikasi dan bertukar pikiran dalam menyelesaikan berbagai isu yang muncul.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf, Rizki Handayani dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bersama para promotor musik. Kata dia, keberadaan asosiasi dapat membantu memberi masukan pemerintah terkait pengembangan event musik di Indonesia.
“Perlu ada forum atau asosiasi event untuk membantu pemerintah dalam mengurasi event-event terbaik di Tanah Air. Dan ini sejalan dengan tugas dan fungsi bidang Event Kemenparekraf, di antaranya mendukung event-event daerah, membesarkan event nasional, serta membawa event internasional ke dalam negeri. Karena, DNA Indonesia adalah kreatif,” kata Rizki Handayani dalam FGD yang berlangsung di Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Melansir laman resmi Kemenparekraf, Rabu, 22 Juli.
Rizki berharap, ke depannya, kerja sama antara pemerintah dan industri mengenai pengembangan event musik dapat terjalin semakin intensif yang pada akhirnya dapat meningkatkan kunjungan dan pergerakan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.
Baca juga:
"Para promotor senior bisa menjadi advisor atau pembina Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI). Jadi para promotor senior dilibatkan langsung juga di APMI,” Rizki melanjutkan.
Saat ini, Kemenparekraf sedang menyusun buku panduan protokol kesehatan di bidang pertunjukan musik, sebagai panduan teknis yang mengacu dari Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020. Asosiasi ini dapat memperkuat pembentukan buku panduan tersebut dengan memberi masukan, terutama terhadap titik-titik penting dalam penyelenggaraan pertunjukan musik.
FGD dihadiri oleh para promotor musik antara lain Anas Syahrul Alimi (Rajawali Indonesia), Tommy Pratama (Original Production), Dino Hamid (Berlian Entertainment), Donny Junardy (Ravel Entertainment/Hammersonic), Darshan Pridhnani (HYPE Music Asia), Aminah (Mecimapro), dan Emil Mahyudin (Nadapromotama).
Pembentukan Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) diapresiasi para promotor yang hadir. Dino Hamid kemudian ditunjuk sebagai ketua panitia pembentukan APMI.
Dino mengatakan, salah satu tugas besar APMI adalah membuat program event baik sebelum vaksin ditemukan maupun sesudah vaksin ditemukan nanti. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang besar dan mengubah preferensi masyarakat dalam berkegiatan. Yakni lebih mengedepankan faktor kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan.
"Pembentukan APMI saat ini sedang tahap konsultasi dengan tim pengacara dan sudah membentuk tim kecil untuk pembentukan," tutur Dino Hamid.
Dukungan untuk membentuk APMI juga disampaikan Anas Syahrul Alimi dari Rajawali Production. Kehadiran APMI akan berdampak positif dan mendorong ekosistem pertunjukan musik di Indonesia lebih maju.
“Oleh karena itu harus ada asosiasi yang tidak hanya berbicara bisnis, tapi lebih mengedepankan semangat pengembangan event. Buat series festival musik Indonesia, dikemas dengan baik dan kita promosikan di negara pasar,” kata Anas.
Anas lantas mengusulkan diadakannya music tourism. Tujuannya agar ada paket yang memanjakan wisatawan di mana wisatawan bisa menyaksikan pertunjukan musik sekaligus berwisata.
Ia pun mengusulkan agar Kemenparekraf menyusun model event hybrid kombinasi online dan offline, yang dalam penyusunannya melibatkan Kementerian Kesehatan, kepolisian, dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyambut baik pembentukan Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) dan akan mempelajari lebih lanjut masukan dari para promotor.
Menurutnya penyelenggaraan event, khususnya pertunjukan musik memberikan peluang besar untuk mendatangkan wisatawan sehingga dapat mendorong bangkitnya perekonomian nasional.
"Event tidak hanya sebagai suguhan hiburan tapi sebagai atraksi yang dapat menarik minat kunjungan wisatawan sekaligus mempromosikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas sejalan dengan visi Kemenparekraf,” kata Wishnutama.