Walkot Edi Rusdi Ajak Warga Pontianak Jangan Seret SARA saat Bertikai, Kita Semua Saudara
PONTIANAK - Wali Kota (Walkot) Pontianak Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono mengajak seluruh warga untuk tetap menjaga toleransi agar kehidupan bermasyarakat tetap rukun dan damai.
"Kalau ini bisa kita jaga, Insyaallah Kota Pontianak akan menjadi kota yang mempunyai toleransi tinggi," kata Edi Rusdi Kamtono usai menghadiri Focus Group Discussion (FGD) dan rakor menyikapi berkembangnya sikap intoleransi dan radikalisasi di Kalbar, Antara, Rabu, 6 Oktober.
Sejauh ini, kehidupan beragama di Kota Pontianak sudah berjalan baik. Setiap momen ibadah tiap-tiap agama juga mengedepankan toleransi dan pengertian antarpemeluknya. Dan tidak kalah pentingnya memahami lingkungan sekitar dengan kearifan lokal bahwa semua bersaudara.
Dialog juga sebagai wadah dalam mempererat hubungan antarpemeluk agama maupun suku. Forum dialog tersebut bisa dilakukan organisasi masyarakat, paguyuban, suku, agama dan sebagainya, katanya.
Baca juga:
- Ibu-ibu yang Dijambret di Komplek TNI Mengaku, HP Oppo Baru Setahun, Uang Rp500 Ribu Buat Anak yang lagi di Pondok
- Penumpang Ojol yang Tewas karena Dijambret, Jadi Korban Penjahat Kambuhan, Baru Keluar Penjara Kasus Penganiayaan
- Malu-Malu Erick Tohir soal Pilpres 2024, Padahal Dinilai Lagi Cari Perhatian Publik
- Citra Politik Sedang Dibangun Erick Thohir, Tinggal Tunggu Momen Dilirik Parpol
"Melalui forum itu diharapkan persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat bisa diselesaikan secara kekeluargaan," ujarnya.
Kemudian, Edi juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan membawa isu-isu suku, agama ras dan gologang (SARA) dalam suatu pertikaian. Ia meminta semua pihak harus bisa menahan diri berkaitan dengan primordialisme agar masalah tersebut tidak dibesar-besarkan.
"Kita semua adalah saudara sehingga kita mengharapkan bagi para elite dan para kelompok dan lain sebagainya tidak membesar-besarkan masalah primordialisme dalam keseharian," ungkapnya.
Dia juga mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam bermedia sosial dan masyarakat diminta tidak mudah percaya terhadap unggahan berita yang mengarah pada intoleran dan perpecahan.
Untuk itu dirinya mengimbau masyarakat tidak mengunggah hal-hal yang membuat situasi menjadi panas sehingga dapat memicu pertikaian.
"Kadang-kadang posting-an medsos ini kejadian sudah beberapa tahun yang lalu dimunculkan sekarang sehingga memicu pertikaian," katanya.