Survei SMRC: Masih Ada 8 Persen Warga yang Percaya Jokowi Punya Hubungan dengan PKI
JAKARTA - Lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) merilis jajak pendapat mengenai sikap publik terhadap isu keterkaitan Presiden Joko Widodo dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Manager Program SMRC Saidiman Ahmad menuturkan, propaganda yang mengaitkan Jokowi dengan PKI ini sempat digulirkan beberapa kali sejak bertahun-tahun lalu.
"Kita ingin lihat bagaimana publik menilai isu bahwa presiden Jokowi adalah orang yang terkait dengan PKI. Ini biasa kita dengar ada propaganda bahwa Presiden adalah orang PKI," kata Manager Program SMRC Saidiman Ahmad dalam pemaparan survei virtual, Jumat, 1 Oktober.
Hasilnya, masih ada 8 persen responden yang menyetujui anggapan bahwa Jokowi berkaitan dengan PKI. Lalu, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 65 persen dan 16 persen tidak menjawab.
"Umumnya publik tidak percaya dengan tuduhan itu. Ini tidak punya dasar di tingkat massa atau publik Indonesia," ucap Saidiman.
Lebih lanjut, SMRC juga bertanya kepada responden apakah mereka setuju atau tidak setuju jika saat ini sedang terjadi kebangkitan PKI.
Baca juga:
- Survei SMRC: Mayoritas Warga Tak Percaya PKI Bangkit Lagi
- Keras! Baru Dilantik Jadi Wakil Ketua DPR, Lodewijk Minta Gatot Nurmantyo Berikan Bukti TNI Disusupi PKI
- Lama Menghilang, Amien Rais Muncul dan Bicara 5 Bahaya G30S/PKI
- 'Bu Tien' Siti Hartinah Cemburu Soeharto Temui Istri Muda Soekarno Ratna Sari Dewi di Lapangan Golf
Hasilnya, mayoritas warga atau 84 persen tidak setuju dengan pendapat bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI di Tanah Air, yang menyatakan setuju 14 persen dan 2 persen tidak menjawab.
"Jadi, mayoritas orang Indonesia itu tidak termakan dengan isu kebangkitan PKI. Hanya ada 14 persen yang percaya dengan isu tersebut," tutur dia.
Diketahui, survei ini dilakukan pada periode 15 September hingga September 2021 kepada responden warga Negara Indonesia yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.220 responden yang dipilih secara acak. Ada pun margin of error survei ini diperkirakan sekitar 3,19 persen dan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.