Sadtember: Mengapa September Terasa Menyedihkan
JAKARTA - Billie Joe Armstrong menulis Wake Me Up When September Ends sebagai curahan rasa sedihnya ditinggal sang ayah. Pada 2020, konser amal bertajuk One World: Together at Home mengangkat lagu ini untuk menggambarkan kesuraman masa pandemi. Namun di luar dua konteks itu, September pada dasarnya memang memiliki citra kuat tentang duka. Kita dalami ini.
Melansir NBC News, konser One World: Together at Home digelar pada 18 April sebagai dukungan kepada tenaga kesehatan dan perjuangan mereka menghadapi pandemi COVID-19. Sementara, lagu Wake Me Up When September Ends bercerita tentang kesedihan Billie Joe ditinggal mati ayahnya karena penyakit kanker esofagus atau kerongkongan.
Melansir Song Facts, ayah Billie Joe meninggal 1 September 1982. Saat menulis Wake Me Up When September Ends ia mengingat momen kesedihan, bagaimana ia menangis sepanjang pemakaman sang ayah dan berlari pulang, mengunci dirinya di kamar. Ketika sang ibu sampai di rumah dan mengetuk pintu kamarnya, Billie berkata, "Bangunkan aku ketika September berakhir."
Dua puluh tahun kemudian Billie Joe menyelesaikan lirik Wake Me Up When September Ends dalam proses yang berat. Wake Me Up When September Ends awalnya diproyeksikan sebagai bagian dari album kompilasi "Shenanigans". Namun Billie saat itu tak siap merekamnya. Itulah kenapa Wake Me Up When September Ends akhirnya masuk ke album "American Idiot" (2004).
Selain bercerita tentang kisah sedih kematian sang ayah, Wake Me Up When September Ends juga menceritakan pembentukan Green Day di dalam liriknya. Kemudian sejumlah teori lain tentang lagu ini muncul, mengaitkannya dengan situasi Amerika Serikat (AS) yang berduka atas serangan 11 September 2001 (9/11). Lagu ini juga ditafsirkan sebagai sikap politik Green Day menolak invasi AS ke Iraq.
Dua teori ini muncul karena klip video Wake Me Up When September Ends yang berkisah tentang seorang perpisahan seorang pemuda (Jamie Bell) dengan kekasihnya (Evan Rachel Wood). Si pemuda diberangkatkan bersama pasukan militer untuk berperang membela negara. Klip video Wake Me Up When September Ends disutradarai Samuel Bayer, yang juga menggarap klip video ikonik milik band grunge legendaris, Nirvana: Smells Like Teen Spirit.
Kesedihan September: keresahan massal
Sejumlah penelitian berupaya mengungkap rahasia di balik kesedihan September, yang biasa disebut "Sadtember." Beberapa ahli mengaitkan dengan suasana musim gugur dan musim dingin, yang menyebabkan suasana hati lebih buruk, bahkan berujung depresi. Kondisi ini bahkan telah diklasifikasi sebagai sindrom yang disebut seasonal affective disorder, yang jika disingkat "SAD".
"Setiap tahun aku mengatakan pada diri sendiri, 'Ini adalah musim dingin terakhir yang bisa aku lakukan di Inggris,'" kata Cal Stroude (25), salah satu penderita SAD di London.
"Sudah mulai terlihat lebih gelap dan lebih dingin, saat itulah saya cenderung merasa rendah diri dan kekurangan energi," tambahnya, dikutip BBC, Jumat, 1 Oktober.
Menurut estimasi National Health Service (NHS), SAD memengaruhi setidaknya satu dari 15 orang di Inggris. Periode terbanyak terjadi selama September hingga April. Dampak SAD pada tingkat serius bisa menyebabkan seseorang mengalami penurunan fungsi secara normal sepanjang bulan-bulan musim gugur dan musim dingin.
Para penderita itu adalah mereka yang sensitif terhadap paparan cahaya. Jadi, minimnya siraman matahari sepanjang periode itu memengaruhi kondisi tubuh mereka, yang kemudian berdampak pada cara mereka menjalani rutinitas.
Kekurangan cahaya pada penderita SAD berdampak lebih parah hingga memengaruhi bagian otak yang mengatur tidur dan tingkat energi. Hal ini dikonfirmasi Anxiety UK, sebuah badan amal untuk kesehatan mental, bahwa setiap September mereka lebih banyak menerima laporan.
Bahkan tanpa gangguan kesehatan, seseorang bisa mengalami kesedihan dan kecemasan. September berarti berakhirnya liburan dan kita segera memasuki periode serius dalam hidup. Direktur Medis Klinik Kesehatan Bupa Dokter Arun Thiyagarajan menjelaskan periode liburan jadi amat berharga bagi kehidupan modern.
Dan kembali ke rutinitas kerja serta sekolah dapat jadi sumber kecemasan. “Bukan hal yang aneh bagi kami untuk menangguhkan rutinitas dan kebiasaan kami yang biasa selama bulan-bulan musim panas, yang dapat mempersulit penyesuaian kembali ke normalitas. Karena itu, September bisa meresahkan bagi sebagian orang," katanya, dikutip Cosmopolitan.
Bagaimana cara menangani Sadtember
Dokter Arun Thiyagarajan menjelaskan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi Sadtember. Pertama, dengan mengidentifikasi dan mengetahui apa yang kita hadapi. Penyebab umum kecemasan adalah perasaan kew alahan, yang seringkali tak beralasan.
"Berbicara dengan teman atau profesional medis tentang gejala Anda dapat membantu memahami mengapa Anda merasakannya. Percakapan 10 menit dapat memberi Anda kejelasan dan alat yang Anda butuhkan untuk mengatasi kecemasan dan mengurangi keparahan gejala."
Cara kedua, tetap terkoneksi dengan lingkungan, Thiyagarajan menyarankan ini sebagai pengalihan perhatian tubuh kita. Jika Anda merasa sedih, temui beberapa teman untuk minum kopi atau menonton acara favorit Anda."
"Ini pasti akan mengangkat semangat Anda dan memfokuskan pikiran Anda pada kebahagiaan. pikiran daripada ketakutan dan kekhawatiran."
Konsumsi vitamin D jadi cara selanjutnya. Ingat, SAD terjadi karena interaksi tubuh kita dengan sinar matahari. Vitamin D dapat membantu kita mendapat manfaat-manfaat yang bisa kita dapat secara alami dari sinar matahari.
"Manfaatkan sinar matahari terakhir dengan baik. Jalan-jalan saat makan siang adalah cara yang baik untuk mendapatkan oksigen yang dibutuhkan otak dan dapat membantu meredakan perasaan cemas."
"Mendapatkan tambahan sinar matahari beberapa menit sehari dapat menjaga melatonin dan kadar serotonin tinggi sehingga meningkatkan suasana hati dan energi."
*Baca Informasi lain soal ILMU PENGETAHUAN atau baca tulisan menarik lain dari Yudhistira Mahabharata.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Membaca Simbol Squid Game: Merenungi Struktur Sosial dan Kapitalisme Tempat Kita Hidup
- Rindu Sudirman Cup: Piala Milik Indonesia yang Bukan Milik Indonesia
- Manusia Silver Beranak: Pandemi, Eksploitasi Anak, dan Sikap Radiohead
- Komunisme Adalah: Konsep, Ciri hingga Kontroversi serta Perkembangannya di Indonesia