Korea Selatan Rencanakan Peluncuran Roket Luar Angkasa Buatan Dalam Negeri Nuri pada 21 Oktober
JAKARTA - Jika tidak ada perubahan, Korea Selatan akan meluncurkan roket luar angkasa pertamanya bulan depan karena sedang dalam tahap akhir persiapan, sebut Kementerian Sains, Rabu.
Kementerian Sains dan ICT Korea Selatan mengatakan, roket Nuri (KSLV-II) yang dikembangkan oleh Korea Aerospace Research Institute (KARI), rencananya akan lepas landas pada 21 Oktober sesuai jadwal di Naro Space Center, Goheung, 473 kilometer selatan Seoul.
Nuri sekarang dipasang di landasan peluncuran untuk uji pengisian propelan, yang dikenal sebagai wet dress rehearsal, untuk memeriksa sistemnya dalam kondisi iklim ekstrem, kata kementerian itu, mengutip Korea Times 29 September.
Pihak Kementerian mengatakan, mereka menetapkan periode peluncuran awal dari 22-28 Oktober dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan jadwal tergantung pada kondisi cuaca.
Negeri Ginseng telah menginvestasikan sekitar 2 triliun won atau sekitar 1,8 miliar dolar Amerika Serikat dalam proyek tersebut sejak 2010. Juni lalu, roket model uji diluncurkan.
Roket Nuri yang memiliki berat sekitar 200 ton akan membawa muatan tiruan 1,5 ton untuk peluncuran Oktober, sebelum peluncuran dengan satelit seberat 200 kilogram dan muatan tiruan 1,3 ton pada 19 Mei tahun depan.
Roket yang terdiri dari tiga bagian ini menggunakan empat liquid engines 75 ton di tahap pertama, liquid engines 75 ton di tahap kedua dan liquid engines 7 ton di tahap ketiga.
Pada tahun 2013, Korea Selatan berhasil meluncurkan roket luar angkasa Naro pertamanya, tetapi tahap pertamanya dibangun di Rusia.
Sementara, mengutip The Korea Herald 1 Juni, Nuri telah mengalami berbagai peruabahan dalam pengembangan selama bertahun-tahun, seperti perubahan dalam proses perakitan tahap pertama dan keterlambatan dalam memperoleh suku cadang, mendorong Korea Selatan tahun lalu untuk menunda peluncurannya yang semula ditetapkan untuk Februari tahun ini.
Program pengembangan roket negara itu sebelumnya telah dibatasi oleh pedoman rudal dari Amerika Serikat, yang awalnya diberlakukan pada tahun 1979. Namun, kedua negara sepakat untuk membatalkan pembatasan dalam pertemuan puncak Bulan Mei lalu, memastikan otonomi penuh dalam upaya Korea Selatan untuk mengembangkan kendaraan peluncuran luar angkasa.
Baca juga:
- Bangga, Belanda Akui Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia
- Rusia Bekali Kapal Perang Nuklir Admiral Nakhimov dengan Rudal Jelajah Kalibr dan Rudal Hipersonik Tsirkon
- Kuburan Massal Tentara Perang Salib di Lebanon Ungkap Kekejaman Perang Abad Pertengahan
- Turis Inggris Tewas saat Bercinta dengan Kenalannya di Aplikasi Kencan, Psikolog Forensik: Pelaku Pembohong Patologis
Korea Selatan baru-baru ini memperkuat program luar angkasanya, menciptakan wadah pemikir baru untuk melakukan penelitian terkait ruang angkasa guna menawarkan panduan bagi kebijakan pengembangan ruang angkasa negara itu, serta upaya sektor swasta.